Covid-19 menyebabkan perubahan tren dari pembelajaran luring menjadi daring serta perhatian besar terhadap teknologi pendidikan di Indonesia, serta kebutuhan tinggi untuk belajar bahasa asing. Cetta Online Class, yang didirikan selama masa lockdown Covid-19, saat ini memiliki lebih dari 1700 siswa terdaftar di 4 kelas bahasa. Namun, Cetta perlu mengevaluasi strategi pemasaran media sosial mereka untuk memenangkan pasar dan meningkatkan penjualan. Tinjauan pustaka menunjukkan bahwa firm-created social media communication, user-generated social media communication, dan E-WOM memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap intensi membeli. Penelitian ini melibatkan responden milenial dan Generasi Z, yang merupakan audience dan siswa Cetta. Penelitian ini menggunakan pendekatan regresi linier kuantitatif dengan metode survei dan desain penelitian cross-sectional. Alat pengukuran penelitian ini dirancang oleh Alrwashdeh, Emeagwali & Aljuhmani (2019) untuk mengukur E-WOM dan intensi membeli; dan Schivinski dan Dabrowski (2014) untuk mengukur firm-created social media communication, dan user-generated social media communication. Penelitian ini melibatkan 444 responden (64% Gen Z dan 36% Milenial). Hasil penelitian menunjukkan bahwa E-WOM adalah faktor yang paling berpengaruh, namun strategi komunikasi media sosial secara simultan, yang mencakup ketiga elemen tersebut, juga memiliki dampak penting. Gen Z memiliki pengaruh yang lebih besar daripada milenial, terutama dalam firm-created social media communication dan user-generated social media communication.Ketiga, strategi yang direkomendasikan untuk memaksimalkan komunikasi simultan adalah: menciptakan desain baru, rekrutmen tim kreatif media sosial, membuat challenge konten instagram, membuat testimoni murid dengan collaboration post, program Student ambassador, investasi lebih banyak pada kualitas pembelajaran, membuat program referal, dan membangun komunitas yang kuat.