digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Raka Van Dea
PUBLIC Irwan Sofiyan

COVER Raka Van Dea
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 1 Raka Van Dea
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 2 Raka Van Dea
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 3 Raka Van Dea
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 4 Raka Van Dea
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 5 Raka Van Dea
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 6 Raka Van Dea
PUBLIC Irwan Sofiyan

BAB 7 Raka Van Dea
PUBLIC Irwan Sofiyan

PUSTAKA Raka Van Dea
PUBLIC Irwan Sofiyan

Sistem pipeline digunakan sebagai transportasi untuk menyalurkan minyak bumi dan gas alam. Salah satu insiden pada subsea pipeline yang jadi penyebab kegagalan pipa adalah karena interferensi dari pihak eksternal. Jangkar jatuh pada pipa selama aktivitas maritim merupakan penyebab kegagalan pipa dari pihak eksternal. Konsekuensi kegagalan pipa akan berdampak serius pada keselamatan manusia, lingkungan dan kerugian ekonomi. Oleh karena itu, sistem integritas pada pipa harus tetap terjaga agar tetap beroperasi secara aman dalam berbagai kondisi selama waktu operasional dari pipeline tersebut. Untuk itu, perlu dilakukan analisa resiko untuk mengidentifikasi bahaya dan mengevaluasi konsekuensi yang diakibatkan oleh kegagalan pada sistem pipa bawah laut. Dalam studi ini, dilakukan perhitungan wall thickness dan on bottom stability sebagai konfirmasi desain pipa dan risiko dinilai dari probabilitas kapal menjatuhkan jangkar sehingga mengenai pipa dan dampak konsekuensi yang terjadi akibat kerusakan tersebut. Untuk analisa konsekuensi yang dihitung adalah perhitungan energy yang mampu ditahan oleh pipa dan energy impact akibat jatuhnya jangkar. Pemodelan finite element pipa dengan menggunakan software ANSYS dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui analisa tubrukan jangkar jatuh mengenai pipa sehingga didapatkan damage pipa berdasarkan dent per diameter. Hasil tersebut diklasifikasikan berdasarkan kriteria damage dengan menggunakan code DNV RP F107. Penentuan kategori resiko dan risk scoring pada hasil akhir dengan menggunakan code DNV RP F116. Nilai dent per diameter pemodelan memiliki hasil yang sangat detail dibandingkan dengan DNV. Berdasarkan hasil, variasi kelompok kapal memiliki nilai frekuensi dan konsekuensi yang berbeda berdasarkan moda kegagalan. Pada akhirnya dalam penilaian resiko, tidak diperlukan mitigasi karena seluruh resiko masuk dalam kategori aman.