digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Malida Br Girsang
PUBLIC Open In Flipbook Lili Sawaludin Mulyadi

Air merupakan salah satu kebutuhan mahluk hidup khususnya manusia. Peningkatan jumlah penduduk beriringan dengan peningkatan kebutuhan akan air. Kota Bandung memiliki visi pembangunan sebagai kota bermartabat, dengan salah satu misi meningkatkan kualitas lingkungan hidup kota. Untuk menjalankan misi tersebut salah satu arah pembangunanan yaitu meningkatkan kuantitas dan kualitas air yang memadai (RTRW Kota Bandung 2011-2031). Berdasarkan BPPSPAM 2018 angka kehilangan air PDAM Kota Bandung adalah 45,69% dan Kabupaten Bandung 27,98%. Sementara RPJMN 2015-2019 menargetkan 100% pelayanan air minum pada tahun 2019. Oleh karena itu Badan Usaha Milik Daerah Provinsi Jawa Barat melalui PT Tirta Gemah Ripah memfasilitasi SPAM Regional yang diharapkan mampu meningkatkan akses masyarakat terhadap air bersih dan memberikan tingkat layanan penyediaan air minum yang lebih maksimal sesuai wilayah Selatan Bandung Raya baik kota dan kabupaten Bandung (Perda, 2017). Pengembangan SPAM Regional Bandung Selatan akan terbagi menjadi tiga tahap proyek. Saat ini pengembangan IPA SPAM Regional tahap I telah terbangun dengan kapasitas 350 lpd dengan sumber air berasal dari Sungai Cisangkuy dan outflow PLTA Cikalong, dan akan dilakukan perencanaan pembangunan IPA SPAM Regional tahap II dengan sumber air yang sama dengan Tahap I. Untuk tahap II ini akan mensuplai air ke dua offtaker, yang pertama offtaker Kota Bandung sebesar 150 lpd (Kecamatan Bandung Kidul, Kecamatan Bojongloa Kidul, Kecamatan Kiaracondong). Sedangkan offtaker kedua Kabupaten Bandung sebesar 200 lpd (Kecamatan Katapang, Kecamatan Margahayu, Kecamatan Margaasih, dan Kecamatan Soreang). Berdasarkan uji laboratorium, terdapat sembilan parameter kualitas air yang tidak memenuhi baku mutu Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010 dan Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2001 yaitu fecal coli, total coliform, fluoride, warna, turbiditas, besi, deterjen sebagai MBAS, BOD, dan COD. Dengan menganalisis parameter yang harus diolah, rangkaian proses pengolahan air yang terpilih adalah metode konvensional, yaitu unit koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, desinfeksi, dan reservoir. Unit filtrasi yang terpilih adalah saringan pasir cepat, jenis desinfektan yang digunakan yaitu kaporit, unit reservoir yang terpilih adalah ground reservoir, dan pengolahan lumpur adalah sludge drying bed.