digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Partikulat debu (PM) yang dihasilkan oleh kendaraan dapat merusak lingkungan dan kesehatan manusia. Pohon pinggir jalan di daerah perkotaan seperti angsana (Pterocarpus indicus) dan mahoni (Swietenia macrophylla) dapat mengurangi partikel dari atmosfer dengan menempelkannya di permukaan daun. Penempelan debu pada pohon diduga dapat mempengaruhi proses fisiologi daun, seperti kandungan klorofil a dan b sebagai pigmen fotosintesis dan juga karotenoid. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk membandingkan kemampuan dua spesies dalam penempelan debu berdasarkan karakteristik morfologinya dan melihat pengaruh penempelan debu terhadap kandungan klorofil dan karotenoid dari tiga lokasi di Bandung. Tiga individu pohon dari masing-masing spesies dipilih dan sebanyak tiga lembar daun diambil per pohon dari masing-masing spesies dengan intenstias dua kali dalam seminggu untuk periode pengambilan selama satu bulan. Partikulat debu (PM) yang tertempel pada daun diambil dan ditimbang. Luas daun diukur menggunakan aplikasi Petiole dari smartphone. Total klorofil dan karotenoid diperoleh dengan mengukur absorbansi menggunakan spektrofotometer. Hasil uji ANOVA menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua spesies dalam penempelan debu per cm2 luas daun (P. indicus= 0,033 ± 0,017a mg/cm2; S. macrophylla= 0,034 ± 0,017a mg/cm2). Namun, jika berdasarkan ukuran daun S. macrophylla yang lebih besar (414,65 cm2), debu yang menempel pada daun spesies ini lebih banyak (14,05 ± 9,09b mg per helai) daripada daun P. indicus dengan luas daun 233,86 cm2 (7,77 ± 5,22a mg per helai). Uji korelasi Pearson menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang erat antara luas daun angsana (Pearson Correlation (PC)= 0,514) dan mahoni (PC= 0,491) dengan kemampuan tanaman dalam penempelan debu. Namun, penempelan debu dalam penelitian ini tidak menunjukkan korelasi dengan kandungan klorofil total dan karotenoid pada daun.