digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Aloysius Adhitya Pratama
PUBLIC Open In Flipbook Lili Sawaludin Mulyadi

Laporan TA
PUBLIC Open In Flipbook Lili Sawaludin Mulyadi

Salah satu permasalahan terkait pengelolaan limbah B3 yang timbul di akibat pembangunan sektor Industri adalah menumpuknya limbah B3 berupa TTM sebesar 513.000 m3 di Kabupaten Bengkalis, Riau. Dengan mempertimbangkan berbagai aspek lingkungan, ekonomi, dan manusia, dibutuhkan adanya pembangunan fasilitas penimbusan akhir limbah B3 di Kabupaten Bengkalis, Riau. Pembangunan, pengelolaan, dan pengoperasian fasilitas yang dimaksud akan mengacu pada regulasi-regulasi yang sebelumnya sudah dipaparkan terutama pada PP No. 101 Tahun 2014 dan Permen LHK No. 63 Tahun 2016. Karena fasilitas ini ditentukan untuk dapat menimbun segala limbah B3, ditentukan bahwa lahan timbus yang akan dirancang memenuhi kriteria lahan timbus kelas I. Dari kegiatan penimbunan limbah B3 untuk tahapan 1, akan dihasilkan lindi yang pada kapasitas maksimalnya adalah sebesar 3,68 L/s sehingga dibangun instalasi pengolahan lindi (IPL) untuk mencegah pencemaran lingkungan. Fasilitas penimbusan akhir limbah B3 membutuhkan CAPEX sebesar Rp 164.273.977.236 dan OPEX tahunan sebesar Rp 11.634.542.880, dengan pendapatan tahunan sebesar Rp 513.000.000.000. Setelah dilakukan analisis ekonomi, didapatkan bahwa proyek ini layak dijalankan dengan nilai NPV sebesar Rp 142.129.834.980 dan payback period sebesar 8,05 bulan. Dengan adanya fasilitas penimbusan akhir limbah B3 ini, diharapkan dapat meningkatkan pelayanan pengelolaan limbah B3 di Indonesia terutama untuk industri. Hal ini diharapkan dapat mengurangi terjadinya pelanggaran yang selama ini diakibatkan oleh minimnya infrastruktur pengelolaan limbah B3 di hilir terutama untuk penimbunan.