COVER Shahnaz Nur Firdausi
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Shahnaz Nur Firdausi
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Shahnaz Nur Firdausi
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Shahnaz Nur Firdausi
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Shahnaz Nur Firdausi
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Shahnaz Nur Firdausi
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Shahnaz Nur Firdausi
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Hutan mangrove berperan penting dalam mitigasi perubahan iklim dengan
mengonversi CO2 dari atmosfer dalam jumlah besar menjadi biomassa. Kawasan
mangrove Segara Anakan di Cilacap, Jawa Tengah, telah mengalami sedimentasi
tinggi yang dapat menyebabkan perubahan dalam hal kolonisasi dan distribusi
tumbuhan mangrove, dan pada akhirnya berdampak terhadap stok karbon. Peneliti
sebelumnya telah melaporkan adanya variasi struktur komunitas mangrove di dalam
kawasan Segara Anakan yang mencapai luas 6.126 hektar; namun belum diketahui efek
dari variasi ini terhadap jumlah karbon yang tersimpan. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk: (1) mendeskripsikan dan membandingkan struktur komunitas mangrove
pada empat tapak di Segara Anakan; dan (2) mengestimasi stok karbon pada keempat
tapak tersebut. Struktur komunitas ditentukan melalui metode analisis vegetasi,
perhitungan Indeks Nilai Penting (INP), indeks keanekaragaman, kesamaan, dan
dominansi. Komponen karbon yang diukur mencakup aboveground living biomass
(pohon dan tumbuhan bawah), aboveground dead biomass (nekromassa), belowground
living biomass (akar pohon), dan karbon tanah. Data untuk estimasi stok karbon
diambil dari plot berukuran 40x10 m2 dengan mengikuti metodologi Hairiah dan
Rahayu (2007). Berdasarkan perhitungan indeks kesamaan diketahui bahwa keempat
tapak merupakan komunitas yang berbeda kecuali Tapak 1 dan 4 yang memiliki
kesamaan 80%. Hasil perhitungan INP menunjukkan bahwa komunitas tumbuhan pada
Tapak 1, 2, 3, dan 4 berturut-turut adalah Aegiceras-Rhizophora, Aegiceras-Bruguiera,
Xylocarpus-Bruguiera, dan Aegiceras-Rhizophora. Indeks keanekaragaman Tapak 1,
2, 3, dan 4 berturut-turut adalah 0,66; 1,51; 1,68; dan 0,37, sedangkan indeks
dominansinya adalah 0,53; 0,32; 0,22; dan 0,83. Berdasarkan perhitungan estimasi stok
karbon diketahui bahwa Tapak 1, 2, 3, dan 4 memiliki stok karbon total berturut-turut
sebesar 401,52; 302,31; 369,52; dan 348,79 MgC/ha. Hasil perbandingan masingmasing
komponen karbon menunjukkan bahwa nilai stok karbon pada pohon, tanah,
nekromassa, tumbuhan bawah, dan akar pohon tidak berbeda secara signifikan antar
keempat tapak (P>0,05). Proporsi stok karbon terbesar terdapat pada komponen tanah
(91,796,6%) diikuti dengan pohon dan tumbuhan bawah (1,5-4,5%), akar pohon (1,2-
3,6%), dan nekromassa (0,2-0,6%). Secara umum, estimasi stok karbon yang diperoleh
pada keempat tapak berada dalam kisaran nilai yang telah dilaporkan untuk hutan
mangrove di Indonesia.
Perpustakaan Digital ITB