digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - Nabilan Bana Fatin
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Pulau Saparua di Kabupaten Maluku Tengah merupakan biodiversity hotspot yang termasuk ke dalam area Coral Triangle dan bagian dari Kawasan Konservasi Perairan Kepulauan Lease. Pulau ini menjadi habitat yang penting bagi berbagai fauna laut, terutama ikan yang berasosiasi dengan terumbu karang. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa konektivitas antara mangrove dan terumbu karang memberi efek positif terhadap kelimpahan dan keanekaragaman ikan karang di daerah konservasi. Namun, efek konektivitas terhadap komunitas ikan karang bersifat region-specific sehingga diperlukan kajian efek konektivitas mangrove dan terumbu karang terhadap komunitas ikan karang di Pulau Saparua. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara konektivitas mangrove dan terumbu karang terhadap kelimpahan dan komposisi komunitas ikan karang pada tiga mozaik habitat yang berbeda, yaitu mozaik dengan mangrove, padang lamun, dan terumbu karang yang berdampingan (MSR/mangrove-seagrass-reef); padang lamun dan terumbu karang yang berdampingan (SR); serta terumbu karang yang terisolasi (R). Komunitas ikan karang diamati menggunakan metode Underwater Visual Census (UVC) dan tutupan bentik diamati menggunakan metode Point Intercept Transect (PIT) sebanyak masing-masing tiga kali pada empat stasiun di bulan Februari 2025. Data dianalisis dengan metode PERMANOVA diikuti uji post hoc Pairwise Adonis, Non-metric Multidimensional Scaling (NMDS) diikuti uji post hoc PERMANOVA, dan Similarity Percentage (SIMPER). Berdasarkan hasil pengamatan, didapatkan total 97 spesies dalam 24 famili ikan karang, dengan kelimpahan total 2016 individu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konektivitas mangrove-karang memberikan efek positif yang signifikan (p-value<0,01) terhadap kelimpahan ikan karang, tetapi dengan nilai R2 25,6%. Kombinasi variabel konektivitas, tutupan karang, dan habitat mozaik menunjukkan hasil yang signifikan dan menjelaskan 58,7% variasi (p-value<0,01, R2 58,7%). Komposisi ikan karang pada mozaik MSR dan SR, serta MSR dan R menunjukkan perbedaan signifikan (p-value<0,05), sedangkan komposisi ikan karang pada SR dan R tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Hasil ini mengindikasikan bahwa keberadaan dan kedekatan jarak antara mangrove dan terumbu karang dapat memfasilitasi komposisi spesies yang berbeda dibandingkan habitat terumbu karang yang terisolasi. Hal ini dapat disebabkan oleh fungsi mangrove sebagai habitat nursery bagi spesies ikan yang mengalami migrasi ontogenetik (Lutjanus fulvus, L. semicinctus, Cephalopholis boenak, dan Diploprion bifasciatum), dan refugia bagi spesies ikan mangsa (Dascyllus aruanus, Chromis viridis, dan Dascyllus reticulatus). Selain itu, mangrove juga dapat meregulasi mikroklimat di terumbu karang yang berdampingan dengan mangrove sehingga berpotensi meningkatkan tutupan karang di sekitarnya, yang menjadi habitat bagi berbagai ikan karang. Dengan demikian, konektivitas mangrove dan terumbu karang harus dipertahankan karena akan memengaruhi kelimpahan dan komposisi komunitas ikan karang.