digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Sony Saefulloh
PUBLIC Alice Diniarti

Konektivitas tinggi beserta area hutan yang kompak dan tidak terfragmentasi merupakan kondisi koridor satwa yang ideal. Jika terfragmentasi, konektivitas hutan akan berkurang dan menyebabkan mobilitas satwa terganggu. Salah satu area yang berpotensi sebagai penghubung habitat satwa yaitu area koridor Gunung Simpang yang menghubungkan antara Gunung Simpang dan Gunung Tilu. Saat ini informasi tentang kondisi hutan koridor sebagai penghubung kedua cagar alam tersebut belum diketahui secara pasti. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat fragmentasi hutan dan kondisi konektivitas hutan berdasarkan kondisi tutupan lahan di area koridor. Tutupan lahan hasil pemetaan ditentukan melalui klasifikasi berbasis objek (OBIA) menggunakan aplikasi eCognition Developer. Ketepatan klasifikasi tutupan lahan ditentukan melalui uji akurasi overall dan uji akurasi kappa. Penentuan fragmentasi hutan dan kondisi konektivitas hutan dianalisis menggunakan aplikasi Fragstat 4.2. Parameter Correlation Length Index (CLI) dan Interspersion Juxtaposition Index (IJI) digunakan untuk menganalisis kondisi konektivitas hutan. Fragmentasi hutan dianalisis dengan menggunakan enam parameter meliputi jumlah fragmen (NP), kerapatan fragmen (PD), total tepi (TE), kerapatan tepi (ED), luas fragmen rata ???? rata (Area_MN) dan indeks bentuk fragmen rata ???? rata (Shape_Index). Setelah itu, dilakukan pembobotan untuk menentukan tingkat fragmentasi hutan. Hasil klasifikasi menunjukkan terdapat tujuh tutupan lahan, yaitu hutan (245,15 ha), area terbangun (0,56 ha), sungai (1,02 ha), semak belukar (121,62 ha), lahan pertanian (18,15 ha), kebun teh (2,17 ha), dan lahan terbuka (2,03 ha) dengan tingkat akurasi overall 90,52% dan akurasi kappa 87,98%. Konektivitas hutan memiliki kondisi fragmen yang cenderung berkelompok (IJI=20,64%) dan memiliki jarak keterhubungan (CLI) sebesar 503,73 m. Fragmentasi di hutan koridor memiliki nilai NP=1293, PD=330,9/100 ha, TE=397,44 km, ED=1017,14 m/ha, Area_MN=0,18 ha, dan Shape_Index=1,51 yang menujukan bahwa tingkat fragmentasi hutan tergolong sangat tinggi.