digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Mahadewi Sukmaputri
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Mahadewi Sukmaputri
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Mahadewi Sukmaputri
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Mahadewi Sukmaputri
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Mahadewi Sukmaputri
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Mahadewi Sukmaputri
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Mahadewi Sukmaputri
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN Mahadewi Sukmaputri
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

Transformasi Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) menuju Kemitraan Kehutanan Perhutani Produktif (KKPP) sebagaimana diatur dalam PermenLHK No. 4 Tahun 2023 merupakan kebijakan strategis untuk memperkuat kelembagaan masyarakat desa hutan sekaligus mengatasi kelemahan PHBM, seperti rendahnya transparansi, dominasi elit, dan lemahnya kapasitas Kelompok Tani Hutan (KTH). Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor penentu, menganalisis peran stakeholder, dan merumuskan strategi transformasi PHBM menuju KKPP melalui studi kasus pada LMDH Lembah Harapan Jaya, Desa Jayagiri, Lembang. Metode yang digunakan adalah mixed method exploratory case study dengan data primer berupa wawancara semi-terstruktur dan kuesioner likert kepada 18 stakeholder (Perhutani, LMDH-Koperasi, KTH, pemerintah desa, dan mitra) serta data sekunder dari regulasi dan dokumen kelembagaan. Analisis dilakukan melalui milestone regulasi, analisis tematik Braun & Clarke dengan kerangka Edwards III, pemetaan stakeholder dengan Power–Interest Grid, dan formulasi strategi melalui analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan faktor internal berupa legalitas kelembagaan, kapasitas SDM, tata kelola transparan, dan pemberdayaan KTH, serta faktor eksternal berupa dukungan regulasi, pendanaan, peran teknis stakeholder, dan dinamika antaraktor. Hambatan yang dihadapi terdiri dari empat aspek, yaitu keterbatasan kapasitas organisasi/SDM, rendahnya partisipasi masyarakat, konflik kelembagaan, dan kompleksitas hubungan antaraktor. Analisis stakeholder menempatkan KRPH Lembang, Ketua KTH Wisata, KTH Wisata, dan pemerintah desa sebagai aktor kunci (key players), sedangkan sebagian besar KTH masih berperan pendukung. Analisis SWOT menghasilkan empat strategi, yaitu SO (memanfaatkan legalitas dan dukungan regulasi), WO (peningkatan kapasitas SDM dan inklusi KTH), ST (penguatan kelembagaan menghadapi ketidakpastian regulasi), dan WT (mitigasi konflik internal serta transparansi tata kelola). Temuan ini menegaskan bahwa keberhasilan transformasi PHBM menuju KKPP hanya dapat dicapai melalui kolaborasi seimbang antaraktor, pendampingan kelembagaan berkelanjutan, dan keterlibatan aktif KTH untuk mewujudkan tujuan perhutanan sosial berupa keadilan, kesetaraan, dan kemandirian masyarakat desa hutan.