ABSTRAK Namiera Nur Addini
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 1 Namiera Nur Addini
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 2 Namiera Nur Addini
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 3 Namiera Nur Addini
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 4 Namiera Nur Addini
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 5 Namiera Nur Addini
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
DAFTAR Namiera Nur Addini
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
2019 TA PP NAMIERA NUR ADDINI_LAMPIRAN.pdf?
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
2019 TA PP NAMIERA NUR ADDINI_JURNAL.pdf
]
Terbatas  Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
Kabupaten Bandung Barat (KBB) memiliki potensi pariwisata terutama di kawasan pariwisata
Lembang. Menurut data kunjungan wisata dari Disparbud KBB, Kecamatan Lembang
memiliki objek wisata dan jumlah kunjungan wisata terbanyak di KBB dengan menyumbang
79,8% dari total jumlah wisatawan yang berkunjung ke KBB pada tahun 2018. Pariwisata di
KBB khususnya di Kecamatan Lembang mengalami perkembangan selain karena potensi
wisata alam dan buatan yang dimiliki, kedekatan spasial dengan Kota Bandung juga memiliki
peranan penting karena selain menjadi destinasi utama wisatawan, Kota Bandung juga
merupakan tempat berkumpul awal/tempat tinggal wisatawan untuk kemudian menyebar
menuju Lembang, Tangkuban Parahu, Ciwidey, dan wilayah-wilayah lainnya di Jawa Barat.
Akses utama atau jalan utama yang menghubungkan Kota Bandung dengan Lembang
merupakan Jalan Dr. Setiabudhi yang menurut data dari Dishub Kota Bandung memiliki
tingkat pelayanan rendah. Kedekatan secara spasial antara Kota Bandu ng dan Kecamatan
Lembang memberikan dampak secara positif dan negatif. Dampak positif yang ditimbulkan
adalah Kota Bandung memberikan multiplier effect dari perkembangan pariwisatanya yang
menjadikan wisatawan tertarik untuk mengunjungi Lembang dengan jarak yang relatif dekat
untuk ditempuh. Namun, kemacetan di Jalan Dr. Setiabudhi dikahwatirkan akan berdampak
buruk terhadap pariwisata di Lembang mengingat aksesibilitas merupakan salah satu aspek
penting dalam pengembangan suatu destinasi. Maka dari itu, penenelitian ini dilakukan untuk
mengidentifikasi persepsi wisatawan terhadap atraksi, amenitas, dan aksesibilitas di Kawasan
Lembang. Kemudian melihat preferensi wisatawan untuk kembali ke Lembang dengan kondisi
kemacetan di Jalan Dr. Setiabudhi sebagai akses utama menuju Lembang dari Kota Bandung.
Melalui studi literatur, kuesioner, dan observasi, dilakukan analisis deskriptif kuantitatif dan
kualitatif untuk menjelaskan karakteristik demografi wisatawan, karakteristik pola perjalanan
wisatawan, persepsi wisatawan terhadap atraksi, amenitas, dan aksesibilitas di Kawasan
Lembang, serta preferensi wisatawan untuk kembali ke Kawasan Wisata Lembang. Sebagian
harapan wisatawan terhadap atraksi dan amenitas sudah memenuhi, tetapi aksesibilitas di
Jalan Dr. Setiabudhi masih belum memenuhi harapan wisatawan. Walaupun demikian,
wisatawan tetap memiliki preferensi atau kecenderungan untuk kembali ke Lembang karena
atraksi di Lembang dinilai lebih menjadi prioritas daripada kondisi Jalan Dr. Setiabudhi.
Perpustakaan Digital ITB