digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Angelica Ariadne
PUBLIC yana mulyana

Tempuyung (Sonchus arvensis Linn.), rosela (Hibiscus sabdariffa Linn.), dan binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) merupakan tanaman obat yang sering digunakan dalam pengobatan tradisional untuk menurunkan kadar asam urat dalam darah. Ketiga tanaman tersebut banyak mengandung metabolit sekunder yang berpotensi sebagai penghambat aktivitas enzim xantin oksidase. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan IC50 dari masing-masing ekstrak tempuyung, rosela, binahong dan kombinasi ekstrak dengan perbandingan 1:1 dari ketiga tanaman tersebut serta mengetahui sifat dari kombinasi tersebut. Dalam penelitian ini, dilakukan penapisan fitokimia terhadap ekstrak air daun tempuyung (T), kaliks rosela (R), dan daun binahong (B) serta dilakukan uji penghambatan xantin oksidase secara in vitro dari ekstrak tunggal dan kombinasi ekstrak dengan perbandingan 1:1 dari ketiga tanaman tersebut serta menggunakan allopurinol sebagai pembanding. Penapisan fitokimia ekstrak T menunjukkan adanya senyawa alkaloid, steroid/triterpenoid, flavonoid, tanin, dan saponin sedangkan pada ekstrak R terdapat steroid/triterpenoid, flavonoid, saponin, dan kuinon. Berbeda dengan ekstrak B yang hanya memiliki steroid/triterpenoid, flavonoid, dan saponin. Nilai IC50 pada ekstrak T, R, dan B secara berturut-turut adalah 1165,05; 3122,73; dan 3158,24 µg/mL. Ekstrak T memiliki aktivitas penghambatan terhadap xantin oksidase lebih baik daripada ekstrak R dan B, namun aktivitasnya tetap lebih rendah dibandingkan allopurinol dengan nilai IC50 0,97 µg/mL. Kombinasi ekstrak T-R, T- B, dan R-B menunjukkan adanya efek anti pirai tetapi kombinasi yang paling baik adalah kombinasi ekstrak T-R dengan nilai IC50 1805,46 µg/mL. Kombinasi ekstrak T-R dan T-B kemungkinan memberikan efek aditif sedangkan kombinasi ekstrak R-B diduga memberikan efek sinergis.