ABSTRAK Raden Muhammad Akmal B
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB I
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Bab II
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Bab III
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB IV
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB V
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
DAFTAR PUSTAKA
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Penyakit akibat asam urat telah menjadi penyakit yang umum dialami oleh masyarakat Indonesia. Penyakit ini diperkirakan terjadi pada 840 orang per 100.000 penduduk, dengan prevalensi asam urat sebesar 32% pada individu berusia 34 tahun ke bawah dan 68% pada mereka yang berusia di atas 34 tahun. Sementara itu, rentang normal kadar asam urat dalam tubuh manusia berkisar 0,31-0,40 mM atau 5,21-6,72 mg/dl pada laki-laki serta 0,24-0,33 mM atau 4,03-5,55 mg/dl pada perempuan. Ketika asam urat tidak berada pada rentang normal menyebabkan berbagai penyakit, antara lain gout, obesitas, penyakit ginjal, penyakit jantung, hipertensi, dan sindrom metabolisme. Oleh sebab itu, sangat diperlukan adanya pendeteksian dini asam urat agar dapat dilakukan pencegahan sehingga tidak timbul berbagai penyakit akibat adanya kelebihan asam urat. Pada penelitian ini, Zeolitic Imidazolate Framework dengan logam mangan (Mn-ZIF) dijadikan sebagai biosensor untuk mendeteksi asam urat dengan metode elektrokimia. Mn-ZIF akan disintesis dengan metode kopresipitasi dengan tiga variasi konsentrasi, yaitu 0,08334 M, 0,1667 M, dan 0,3334 M. Material Mn-ZIF akan dikarakterisasi untuk memvalidasi struktur, gugus fungsi, morfologi, dan luas pori dengan uji X-Ray Diffraction (XRD), Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR), Brauner- Emmett-Teller (BET), Scanning Electron Microscope (SEM). Setelah itu, material akan diuji sifat elektrokimia serta performa sebagai pendeteksi asam urat dengan uji Cyclic Voltammetry (CV), Differential Pulse Voltammetry (DPV), dan Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS). Berdasarkan hasil uji karakterisasi, material Mn-ZIF memiliki sudut puncak XRD dan gugus fungsi pada FTIR serupa dengan penelitian yang telah ada. Uji SEM menunjukkan diameter partikel sebesar 60,46 nm, 60,26 nm, dan 66,49 untuk setiap kenaikan variasi konsentrasi. Selain itu, uji BET menunjukkan bahwa Mn-ZIF merupakan material yang tegolong mesopori. Dari uji elektrokimia, Mn-ZIF 0,1667 M memiliki performa terbaik baik dari uji CV, DPV ataupun EIS. Kenaikan kadar asam urat meningkatkan perubahan arus pada Mn-ZIF dengan uji DPV sehingga nilai LoD yang didapat sebesar 15,25 ?M.
Kata kunci: biosensor elektrokimia, ZIF, Mangan ZIF, asam urat, LoD