digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Sania Septiani Mulyawan
PUBLIC Open In Flipbook Lili Sawaludin Mulyadi

Instalasi Pengolahan Air (IPA) Dago Pakar berada dibawah PDAM Tirtawening Kota Bandung. IPA Dago Pakar berkapasitas 600 liter/detik dengan air baku berasal dari intake Bantar Awi, Sungai Cikapundung. Berdasarkan kualitas air terkait dengan parameter senyawa organik, kualitas air baku Sungai Cikapundung tidak layak untuk digunakan sebagai air baku air minum mengacu pada nilai konsentrasi COD sebesar 50,16 mg/L (baku mutu 10 mg/L PP 82 Tahun 2001) dan TOC sebesar 5,88 mg/L (baku mutu rekomendasi Ireland EPA < 2 mg/L). Senyawa organik (prekursor) dapat bereaksi dengan klor bebas dan membentuk senyawa trihalometan yang bersifat karsinogenik bagi manusia. Sehingga diperlukan penyisihan senyawa organik agar pembentukan trihalometan dapat dicegah dengan menurunkan konsentrasi TOC pada air baku sebesar 66%. Selain itu, IPA Dago Pakar terkadang melakukan preklorinasi pada air baku untuk menghilangkan warna dan bau pada air ketika senyawa organik yang ada pada air baku masih tinggi sehingga meningkatkan potensi pembentukan trihalometan. IPA Dago Pakar tidak didukung oleh unit pengolahan lumpur hasil produksi sehingga lumpur langsung dialirkan menuju badan air. Oleh karena itu rekomendasi pengembangan IPA Dago Pakar yang diberikan adalah penurunan prekursor trihalometan dan potensi pembentukan dari trihalometan, pemilihan proses desinfeksi, dan pengolahan lumpur. Alternatif pertama meggunakan metode enhance coagulation dan penambahan powdered activated carbon (PAC) sebagai coagulant aid, Kolom karbon aktif (GAC), desinfeksi gas klor dan pengolahan menggunakan sludge drying bed dan gravity thickening. Alternatif kedua menggunakan metode enhance coagulation, Kolom karbon aktif (GAC), disinfeksi gas klor dan pengolahan menggunakan sludge drying bed dan gravity thickening. Alternatif ketiga menggunakan metode enhance coagulation, kolom karbon aktif (GAC), disinfeksi primer klorin dioksida dan sekunder kloramin, dengan pengolahan lumpur berupa sludge drying bed and gravity thickening. Ketiga alternatif tersebut dinilai berdasarkan efiensi penyisihan , kebutuhan lahan , biaya investasi, biaya operasi dan pemeliharaan, teknis operasional, timbulan lumpur, dan kebutuhan energi didapatkan hasil bahwa konfigurasi kedua menjadi konfigurasi terpilih. Konfigurasi kedua dapat menyisihkan nilai TOC sebesar 71,1% sehingga kadar TOC pada air produksi dapat memenuhi baku mutu rekomendasi Ireland EPA dibawah 2 mg/L.