digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kontribusi industri minyak dan gas terhadap pendapatan negara di Indonesia telah menurun tajam dari 14% pada tahun 2014 menjadi 5% pada tahun 2017 sebagai akibat dari menurunnya harga minyak dan menurunnya produksi minyak. IOC-Corp sebagai salah satu perusahaan minyak terbesar di Indonesia juga terkena dampak dari rendahnya harga minyak dan menurunnya produksi minyak. Sejak menurunnya harga minyak di tahun 2016, perusahaan menjalankan program tranformasional untuk mempertahankan keuntungan dan keberlangsungan. Salah satu fokus utama perusahaan adalah untuk memperkuat arus kas operasi dengan menjaga level produksi tetap tercapai bahkan terlampaui. Program pengembangan sumur minyak sangat penting bagi sebuah perusahaan minyak untuk mempertahankan level produksi dan waktu siklus mulai produksi adalah salah satu ukuran utama terhadap kinerja program pengembangan sumur yang harus senantiasa ditingkatkan. Pada tahun 2017, rata-rata waktu siklus mulai produksi untuk 31 sumur di lapangan Duri adalah 58 hari. Perbaikan sebesar 10% atau sekitar 6 hari akan setara dengan penambahan produksi minyak sejumlah 18,600 barel atau setara $ 1,2 juta. Metodologi lean six sigma digunakan untuk memperbaiki waktu siklus mulai produksi di IOC-Corp. Pada tahap Define, karyawan-karyawan dari berbagai fungsi seperti facility engineering, drilling and completion¸serta operasi dan perawatan, dikumpulkan sebagai satu tim untuk memahami peluang perbaikan dan kebutuhan pelanggan serta menentukan batas proyek lean six sigma. Selama tahap Measure, tim mengumpulkan data yang menunjukkan bahwa rata-rata waktu siklus mulai produksi dari 31 sumur di area Heavy Oil selama tahun 2017 adalah 58 hari, yang dihitung sejak pelepasan durabase setelah pengeboran sampai sumur mulai diproduksikan. Pada tahap Analisis, tim melakukan pemetaan proses serta analisis akar masalah dan mendapatkan tujuh faktor utama yang menyebabkan lamanya waktu siklus mulai produksi. Ketujuh faktor tersebut adalah menunggu rig IC terlalu lama; Menunggu aktivitas konstruksi sebelumnya diselesaikan; Menunggu peralatan tersedia; Menunggu material tersedia; Rendahnya produktivitas kru konstruksi; Penundaan akibat menunggu tim lain menyelesaikan pekerjaan; dan Penundaan akibat buruknya kondisi jalan. Tim proyek kemudian mengajukan beberapa usulan perbaikan terhadap setiap faktor tersebut dan melakukan prioritisasi eksekusi sebagai bagian dari tahap Improve. Beberapa usulan perbaikan tersebut termasuk menetapkan prioritas lebih tinggi untuk rig IC pada program pengembangan sumur, melakukan rapat koordinasi mingguan lintas fungsi, mengeksekusi aktivitas konstruksi lebih awal, dan mengubah beberapa aktivitas serial menjadi aktivitas parallel. Perbaikan-perbaikan yang dilakukan berhasil menurunkan rata-rata waktu siklus mulai produksi dari 58 hari pada tahun 2017 menjadi 25 hari padah tahun 2018. Ini setara penambahan produksi minyak sejumlah ~60,000 barel dengan total keuntungan finansial mencapai ~US$ 4 juta.