Perpustakaan Digital ITB

Kota Bekasi memiliki penduduk 2.873.484 jiwa berdasarkan data BPS 2017. Dengan jumlah penduduk yang cukup tinggi dan akan bertambah setiap tahunnya, diperkirakan bahwa timbulan limbah yang ada di Kota Bekasi akan sebanding dengan jumlah penduduknya yang tinggi. Hingga tahun 2019 ini, Kota Bekasi baru memiliki 23 instalasi pengolahan air limbah skala permukiman aktif (SPALD-T) yang melayani 8,7% total penduduk dan belum memliki intalasi pengolahan air limbah domestik skala kota. Sebesar 91,3% masih dilayani sistem pengelolaan air limbah setempat (SPALD-S) berupa tangki septik. Timbulan lumpur tinja yang terbentuk hanya dapat tertampung sektiar 13% di kapasitas IPLT Sumur Batu. Kondisi IPLT Sumur Batu di Kota Bekasi saat ini hanya mampu menampung timbulan lumpur tinja sebesar 120 m3/hari. Selain itu, pengolahan di IPLT Sumur Batu belum memenuhi standar baku mutu yang ditetapkan yakni Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.68/Menlhk/Setjen/Kum/I/8/2016. Oleh karena itu, penambahan kapasitas IPLT sangat dibutuhkan. Hal ini juga mengacu kepada program masterplan air limbah kota Bekasi, yaitu membangun IPLT Harapan Baru dan tambahan IPLT Sumur Batu. IPLT Sumur Batu direncanakan untuk melayani Kota Bekasi bagian selatan. Perencanaan dibagi menjadi dua tahap. Tahap satu direncanakan melayani timbulan sebesar 250 m3/hari dan tahap dua sebesar 125 m3/hari. Jenis pengolahan supernatan setelah dilakukan pemisahan padatan cairan adalah pengolahan secara biologis. Pemilihan pengolahan lumpur dan supernatan didasarkan pada pertimbangan efisiensi, teknis, ekonomi, kemudahan operasional dan lingkungan. Berdasarkan analisis, alternatif screw filter press dan CMAS memiliki nilai pembobotan yang paling tinggi di antara alternatif lain yang diajukan. Pengolahan dilengkapi dengan unit drying area, composting, dan unit desinfeksi. Konstruksi dari IPLT Sumur Batu ini membutuhkan biaya sebesar Rp35.119.000.000