digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 Muhammad Ghiffari Alfarisy
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Muhammad Ghiffari Alfarisy
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan


BAB 4 Muhammad Ghiffari Alfarisy
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Muhammad Ghiffari Alfarisy
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan


Modus kegagalan yang paling sering muncul pada sistem perpipaan bawah laut adalah collapse atau local buckling. Modus kegagalan ini disebabkan oleh tekanan hidostatis bawah laut yang mengenai pipa. Kemungkinan besar kegagalan ini memerlukan langkah mitigasi agar integritas pipa bisa berjalan berkelanjutan. Berdasarkan pertimbangan teknis dan ekonomis, langkah yang bisa dilakukan adalah menggunakan buckle arrestor. Tujuan dari tugas sarjana ini adalah untuk mengetahui pengaruh geometri dan material terhadap ketahanan pipa pada local buckling. Adapun parameter yang divariasikan meliputi diameter pipa, ketebalan pipa, panjang buckle arrestor, rasio tebal buckle arrestor dengan tebal pipa dan jenis material. Studi parametrik dilakukan berdasarkan standar dari DNVGL-ST-F101 Submarine Pipeline System. Ketahanan pipa terhadap local buckling diketahui dengan menyimulasikan pipa pada kondisi pembebanannya menggunakan perangkat lunak ANSYS. Studi kasus pembebanan yang digunakan adalah pipa pada instalasi transmisi gas bawah laut Lapangan Gas Abadi Blok Masela. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa parameter tebal pipa dapat meningkatkan ketahanan pipa lebih dari 20% dan parameter rasio tebal buckle arrestor dengan tebal pipa meningkatkan ketahanan pipa pada rentang 5-20% terhadap local maupun perambatan buckling. Sementara itu, parameter panjang buckle arrestor dan jenis material hanya berpengaruh terhadap ketahanan buckling pipa dibawah 5% serta diameter pipa berbanding terbalik terhadap ketahanan buckling pipa. Penelitian ini juga mengetahui bahwa parameter yang paling sensitif untuk meningkatkan ketahanan buckling pipa adalah tebal pipa.