digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2018_T_Aji_Mustiaji_Mahmudin_1-Abstrak.pdf
PUBLIC Garnida Hikmah Kusumawardana

Target Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Kabupaten Bandung Barat sebesar 44%. Salah satu Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Kabupaten Bandung Barat adalah SPAM Cijanggel yang melayani 7,47% dari total penduduk Kecamatan Ngamprah dan Kecamatan Cisarua. Salah satu cara untuk mencapai target RISPAM dengan melakukan pengembangan SPAM Cijanggel. Namun kondisi pelayanan eksisting banyak keluhan dari pelanggan sehingga sulit untuk melakukan pengembangan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan mengkaji tingkat kepuasan pelanggan untuk mengetahui prioritas pengembangan SPAM. Analisis tingkat kepuasan pelanggan menggunakan metode SERVQUAL. Metode ini membandingkan pelayanan yang ada dengan pelayanan yang diharapkan. Terdapat 5 dimensi kualitas pelayanan untuk analisis tingkat kepuasan pelanggan yaitu tangible (bukti langsung), reliability (keandalan), responsiveness (daya tanggap), assurance (jaminan), dan empathy (empati). Indeks kepuasan pelanggan sebesar 52,21% yang berarti kinerja pelayanan SPAM Cijanggel kurang baik. Nilai gap terbesar yaitu atribut kualitas air pada dimensi tangible sebesar -3,38. Oleh karena itu, pengembangan SPAM Cijanggel memerlukan perencanaan instalasi pengolahan air minum untuk menghasilkan kualitas air yang baik. Berdasarkan kualitas air baku, unit pengolahan air minum yang terpilih adalah alternatif III berupa koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, dan desinfeksi. Dengan kapasitas SPAM Cijanggel sebesar 50 l/dt maka biaya investasi sebesar Rp. 3.502.108.600. Dengan menggunakan Contingent Valuation Method (CVM) diperoleh willingness to pay (WTP) sebesar Rp. 4.273/m3 sedangkan tarif air yang berlaku Rp. 3.500/m3. Hal ini berarti pelanggan memiliki kemauan membayar lebih tinggi untuk SPAM. Terdapat 2 skenario tarif air yaitu skanario I dengan tarif air tetap dan skenario II dengan tarif air meningkat. Berdasarkan analisis finansial, Net Present Value (NPV) untuk skenario I sebesar Rp. 1.183.817.881 sedangkan untuk skenario II sebesar Rp. 5.626.332.059. Benefit Cost Ratio (BCR) untuk skenario I sebesar 1,036 sedangkan untuk skenario II sebesar 1,172. Skenario II memiliki nilai NPV dan BCR yang lebih besar dari skenario I sehingga skenario II lebih baik digunakan untuk tarif air SPAM Cijanggel.