digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


2019_TA_PP_MARTINA_SOLYA_DIFICA_SIMANGUNSONG_1-BAB_1.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_MARTINA_SOLYA_DIFICA_SIMANGUNSONG_1-BAB_2.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_MARTINA_SOLYA_DIFICA_SIMANGUNSONG_1-BAB_3.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_MARTINA_SOLYA_DIFICA_SIMANGUNSONG_1-BAB_4.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan

2019_TA_PP_MARTINA_SOLYA_DIFICA_SIMANGUNSONG_1-BAB_5.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan


Potensi geotermal yang ada di Sukabumi, Jawa Barat, dimanfaatkan oleh PT.X sebagai pembangkit listrik. Namun ada efek samping dari pengambilan gas melalui sumur bor. Fluida yang ditarik dari dalam bumi membawa campuran beberapa gas, termasuk H2S dan NH3. Emisi H2S dan NH3 dari kegiatan operasi pembangkit geothermal akan terdispersi ke atmosfer dengan bantuan komponen meteorologi. Pengaruh utama polutan tersebut terhadap manusia adalah iritasi sistem pernafasan. Distribusi polutan H2S dan NH3 dimodelkan dengan perangkat lunak AERMOD. Perangkat lunak tersebut membutuhkan preprosesor berupa AERMAP dan AERMET untuk menghasilkan output. AERMAP merupakan preprosesor untuk komponen meteorologi dan AERMET merupakan kontur wilayah studi. Data meteorologi yang dibutuhkan merupakan data perjam selama satu tahun yang meliputi data arah angin, kecepatan angin, kelembaban relatif, curah hujan, tinggi awan terendah, tutupan awan , tekanan udara, dan radiasi matahari. Skenario pemodelan adalah tahunan dan musiman dengan waktu pengukuran 1 jam, 8 jam, dan 24 jam. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa konsentrasi maksimum H2S dan NH3 berada tidak jauh dari lokasi cerobong. Nilai maksimum polutan dengan laju emisi maksimum pada domain besar (24 jam | 8 jam| 1 jam) adalah (0,212| 0,622|2,351) untuk H2S dan (0,037| 0,107|0,395) untuk NH3. Selain itu, model juga menunjukkan perbedaan nilai antara musim kemarau dan musim penghujan. Hal ini terjadi karena faktor meteorologi dan kontur wilayah studi mempengaruhi persebaran H2S.