digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Meningkatnya kebutuhan air minum seiring dengan pertumbuhan penduduk Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru, provinsi Kalimantan Selatan serta komponen hidrologi yang stokastik mengakibatkan adanya ketidakpastian masa depan dalam pola pengelolaan PLTA Ir.P.M. Noor Waduk Riam Kanan sehingga dengan fungsi utilitas energi listrik harga konstan seperti saat ini, pemenuhan kebutuhan air baku di downstream kurang optimal. Waduk PLTA Riam Kanan di jadikan sebagai alternatif sumber air baku. Alokasi air minum menggunakan debit andalan kering R10-R20 yang bernilai 19,3-27,5 m3/detik. Korelasi debit hasil prakiraan kontinyu dengan debit historis sebesar 0,72 sedangkan korelasi debit prakiraan diskrit markov dengan debit historis sebesar 0,62 sehingga debit prakiraan kontinu dianggap lebih adaptif terhadap debit historisnya. Pengusahaan waduk optimal menggunakan model kontinu memiliki koefisien korelasi sebesar 0,85 terhadap lintasan aktualnya sedangkan menggunakan model diskrit markov sebesar 0,84 sehingga model kontinu terpilih menjadi model pola pengusahaan waduk yang paling optimal untuk untuk kebutuhan air di downstream. Pengusahaan waduk optimal diperhitungkan dengan pengusahaan optimal berdasarkan ketidakpastian masa depan, sedangkan utilitas harga berubah dihitung dengan metode program dinamik Bellman. Untuk diskritisasi volume sebesar 70, 35 dan 10 juta m3 didapatkan gain sebesar 1462,25, 1207,66 dan 990,13; 1463,98, 1209,80 dan 996,28; 1470,10, 1238,12 dan 1002,36. Adapun korelasi untuk diskritisasi 70, 35 dan 10 juta m3 adalah 0,38; 0,44 dan 0,47, membuktikan bahwa semakin besar diskritisasi, semakin besar korelasi yang didapatkan antara St pedoman dan St aktual.