Pekalongan adalah kota kreatif yang bergabung dengan UNESCO Creative City
Network pada tahun 2014 dengan warisan budaya berupa teknik batik. Pekalongan
memiliki unit usaha batik terbesar di Indonesia, dan memiliki kegiatan unggulan
berupa wisata belanja. Namun demikian, kegiatan wisata yang terbatas pada belanja
dapat mengancam keberlanjutan budaya batik. Untuk dapat mengatasi
permasalahan tersebut, maka penelitian ini ditujukan untuk melakukan simulasi
peningkatan fasilitas wisata kawasan sebagai destinasi wisata kreatif yang dapat
memajukan kebudayaan batik, sekaligus menjadi sumber pendapatan baru bagi
Pekalongan. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah mix-method, di mana
metode kualitatif deskriptif digunakan untuk menjabarkan karakter kawasan
sebagai cluster kreatif dan aktivitasnya, serta metode kuantitatif untuk simulasi
pengembangan fasilitas wisata kreatif dengan analisis space syntax. Pengembangan
fasilitas yang memperhatikan karakteristik kawasan dapat disusun dalam pola
spasial tertentu untuk menarik wisatawan.