2019_TA_PP_KEVIN_M__LUKMAN_1_-_BAB_1.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
2019_TA_PP_KEVIN_M__LUKMAN_1_-_BAB_2.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
2019_TA_PP_KEVIN_M__LUKMAN_1_-_BAB_3.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
2019_TA_PP_KEVIN_M__LUKMAN_1_-_BAB_4.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
2019_TA_PP_KEVIN_M__LUKMAN_1_-_BAB_5.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
2019_TA_PP_KEVIN_M__LUKMAN_1_-_BAB_6.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
2019_TA_PP_KEVIN_M__LUKMAN_1_-_DAFTAR_PUSTAKA.pdf
PUBLIC Open In Flipbook Lili Sawaludin Mulyadi
Penurunan kualitas di Sungai Cikapundung merupakan salah satu masalah yang
dialami oleh Kota Bandung. Terjadinya penurunan kualitas sungai antara lain
disebabkan oleh tidak adanya penataan ruang dan tata guna lahan yang baik di
sekitar daerah aliran sungai (DAS) Cikapundung. Penerapan teknologi-teknologi
pengelolaan lingkungan dan penataan fasilitas-fasilitas umum yang bersifat
menunjang lingkungan diperlukan dalam menciptakan suatu daerah yang bersifat
berkelanjutan (sustainable). Tujuan dari perancangan desain wilayah ini adalah
untuk menentukan kebutuhan luas dari beberapa fasilitas pengelolaan lingkungan
yang diperlukan dalam wilayah studi di sekitar DAS Cikapundung di daerah
Babakan Siliwangi. Metode yang digunakan dalam perancangan desain adalah
dengan menggunakan whole system design, serta mengacu pada peraturan dan
standar nasional yang berlaku, serta dengan mempertimbangkan berbagai
penelitian yang telah ada sebelumnya. Luas area yang dibutuhkan untuk fasilitas
penyediaan air minum dalam ke-4 daerah kluster yang direncanakan adalah seluas
2.400 m2 untuk kluster 1 dan kluster 2, kluster 3, serta kluster 4. Luas lahan basah
yang dibutuhkan untuk sistem pengelolaan air buangan yang dibutuhkan oleh
setiap kluster adalah berkisar pada 1.400 hingga 1.800 m2. Luas ruang terbuka
hijau yang direncanakan untuk penanggulangan gas CO2 antropogenik adalah 16
hektar untuk kluster 1, kluster 2, dan kluster 3, sedangkan untuk kluster 4 luas
yang direncanakan adalah 20 hektar. Melalui perancangan dan penempatan
fasilitas-fasilitas penunjang lingkungan, maka suatu wilayah permukiman yang
bersifat berkelanjutan dapat tercapai. Hasil dari desain diharapkan dapat menjadi
konsep serta wacana baru dalam pengembangan daerah permukiman yang bersifat
berkelanjutan serta terintegrasi sebagai suatu sistem.
Perpustakaan Digital ITB