2019_TA_PP_NUR_DIANSYAH_1-_BAB_1.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
2019_TA_PP_NUR_DIANSYAH_1-_BAB_2.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
2019_TA_PP_NUR_DIANSYAH_1-_BAB_3.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
2019_TA_PP_NUR_DIANSYAH_1-_BAB_4.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
2019_TA_PP_NUR_DIANSYAH_1-_BAB_5.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
Penelitian dan studi mengenai inventarisasi emisi telah banyak dilakukan namun belum banyak dikembangkan secara spasial dan spesifik untuk Kota-kota di Indonesia. Dalam studi ini inventarisasi dilakukan di wilayah Kota Tangerang. Inventarisasi emisi dilakukan bersadarkan sumber pencemar yang dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu sumber titik, area dan bergerak. Pencemar udara yang diinventarisir dalam penelitian ini adalah karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO2), oksida nitrogen (NOx), materi partikulat (PM10), Hidrokarbon (HC), dan Karbon dioksida (CO2). Emisi didistribusikan secara spasial dengan menerapkan metode Sistem Informasi Geografis (SIG) kedalam grid dengan resolusi 1 km x 1km dengan menggunakan software ArcGIS. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa emisi NOx, CO2, PM10 dan SO2 dominan dihasilkan oleh Sektor industri dengan bobot sebesar 56%, 80%, 78% dan 99%. Sedangkan untuk parameter HC dan CO dominan dihasilkan dari sektor transportasi on-road dengan bobot sebesar 84% dan 75%. Hasil pemetaan menunjukkan dari setiap parameter kecamatan Jatiuwung dan Batuceper menghasilkan beban emisi tertinggi di Kota Tangerang. Adapun hasil gridding mempermudah identifikasi karakteristik wilayah dan meningkatkan akurasi data.
Perpustakaan Digital ITB