2019_TA_PP_FADYA_SYIFA_HANI_1-_BAB_1.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
2019_TA_PP_FADYA_SYIFA_HANI_1-_BAB_2.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
2019_TA_PP_FADYA_SYIFA_HANI_1-_BAB_3.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
2019_TA_PP_FADYA_SYIFA_HANI_1-_BAB_4.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
2019_TA_PP_FADYA_SYIFA_HANI_1-_BAB_5.pdf
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Lili Sawaludin Mulyadi
» Gedung UPT Perpustakaan
2019_TA_PP_FADYA_SYIFA_HANI_1-_DAFTAR_PUSTAKA.pdf
PUBLIC Open In Flipbook Lili Sawaludin Mulyadi
Industri minyak dan gas merupakan salah satu industri yang paling berpengaruh dalam
perekonomian dunia. Akan tetapi, permasalahan lingkungan dalam industri tersebut menjadi
sorotan tersendiri untuk ditelaah. Salah satu permasalahan lingkungan yang dihadapi oleh
industri minyak dan gas adalah pencemaran tanah akibat kontaminasi senyawa hidrokarbon.
Soil washing merupakan sebuah teknologi remediasi yang efektif untuk menyelesaikan kasus
tersebut. Dari hasil proses soil washing akan diproduksi limbah cair dari larutan pencuci.
Larutan pencuci yang biasa digunakan dalam proses soil washing adalah surfaktan. Pada
penelitian ini digunakan surfaktan Tween 80. Limbah cair hasil soil washing memiliki
kandungan senyawa organik yang tinggi yang berasal dari larutan pencuci maupun senyawa
hidrokarbon itu sendiri. Advanced oxidation processes (AOPs) dengan UV/TiO2 adalah salah
satu pengolahan limbah yang sedang berkembang dan dikatakan sebagai salah satu yang
paling efektif. Proses oksidasi fotokatalitik ini diaplikasikan karena mampu untuk
menyisihkan senyawa organik dengan efisiensi yang sangat tinggi. Tujuan utama penelitian
ini adalah untuk menentukan kondisi optimum, baik lamanya irradiasi UV dan dosis optimum
katalis TiO2 yang dibutuhkan. Selain itu juga dibahas beberapa faktor yang mempengaruhi
proses AOP UV/TiO2, yaitu nilai pH dan oksigen terlarut. Dari hasil penelitian yang
dilakukan didapatkan bahwa kondisi optimum untuk sampel jenis I adalah 0,1 g/l dosis TiO2
dan lamanya waktu irradiasi adalah 30 menit. Sedangkan untuk sampel jenis II, dosis TiO2
yang dibutuhkan 0,6 g/l dengan waktu irradiasi adalah 10 menit. Efisiensi dari masingmasing
sampel adalah 63,27% dan 80,56%. Selain waktu iradiasi UV dan dosis katalis, pH
serta oksigen terlarut juga mempengaruhi proses AOP UV/TiO2. pH netral memberikan
penyisihan paling besar kemudian pH pada rentang asam kemudia pH basa. Sedangkan
oksigen terlarut memberikan efek pengurangan dosis katalis serta waktu iradiasi optimum.
Perpustakaan Digital ITB