Kawasan Blok M dikenal sebagai kawasan transit dan perdagangan sejak berpuluh tahun lalu. Kini perannya sebagai fasilitas intermoda dilengkapi dengan stasiun MRT di samping terminal bus. Sebagai kawasan yang ramai pengunjung, sayangnya kondisi infrastruktur bagi pejalan kaki belum memenuhi standar kelayakan dan kenyamanan. Akibatnya, kawasan Blok M dipenuhi oleh kendaraan bermotor, dan mayoritas pengunjung berfokus pada pusat perbelanjaan gedung yang berorientasi ke dalam, dengan ruang jalan hanya menjadi tempat perlintasan yang tidak berkesan, dan kehidupan di kawasan terputus antara satu bangunan dengan bangunan lain. Perancangan jejaring jalur pejalan dilakukan dengan pendekatan pola pergerakan pejalan kaki dan aktivitas di antaranya. Sasaran yang hendak dicapai dari perancangan adalah kelancaran aktivitas transit dan meningkat secara merata aktivitas ekonomi pada kawasan, juga terjalin interaksi pada ruang terbuka publik, termasuk ruang jalan. Jejaring jalur pejalan kaki berperan sebagai pengikat agar tercapai sinergi antara peran kawasan sebagai kawasan transit, komersial, dan pusat berkumpul. Dengan menciptakan sekuens dari beragam tipe jalur pejalan kaki, didapatkan beragam suasana ruang serta bermacam ruang interaksi publik.