Secara umum, perbincangan mengenai gender tidak dapat terlepas kaitannya dengan relasi antara pria dan wanita, dimana pada dewasa ini perbincangan tersebut menghangat seiring dengan adanya kesadaran akan terjadinya ketimpangan dalam hubungan dan kedudukan antar gender. Pada masa dulu masih banyak terdapat realitas yang ditemui di masyarakat memberikan gambaran tentang kedudukan pria yang lebih tinggi dibanding dengan wanita, beserta dengan implementasinya dalam segala bidang kehidupan. Hal ini juga dapat diamati di Indonesia, khususnya dalam masyarakat Jawa. Kebudayaan Jawa memiliki sistem kekerabatan yang unik, yang memperlihatkan kedudukan dan peran seseorang di dalam kehidupan bermasyarakat dan berkeluarga, termasuk di dalamnya memperlihatkan sistem kekerabatan antara pria dan wanita, dimana dalam penelitian ini disebut sebagai relasi gender. Masyarakat Jawa merupakan masyarakat patriarki yang memiliki pembatasan-pembatasan tertentu dalam relasi gender yang memperlihatkan kedudukan dan peran pria yang lebih dominan dibanding wanita. Wanita Jawa diharapkan dapat menjadi seorang pribadi yang selalu tunduk dan patuh pada hegemoni kekuasaan seorang pria, yang pada masa dulu terlihat dalam sistem kekuasaan kerajaan Jawa (kraton). Secara historis, relasi gender dalam masyarakat Jawa tersebut juga direpresentasikan melalui ruang arsitektur, dalam penelitian ini diperlihatkan dalam konsep tata ruang rumah tradisional Jawa pada masa dahulu dimana konsep ruangnya masih dipengaruhi oleh pembatasan gender. Arsitektur sebagai salah satu produk budaya manusia adalah implementasi dari kondisi kultural sosial dan psikologis masyarakat, demikian pula halnya pembagian gender yang terbentuk dari lingkungan sosial dan psikologis masyarakat. Terjadinya pergeseran kedudukan dan relasi gender masyarakat Jawa pada masa sekarang yang disebabkan antara lain oleh modernisasi, emansipasi wanita, dan masuknya pengaruh budaya Barat, telah menggeser pola relasi gender mengarah kepada persamaan derajat dan kedudukan.
Pergeseran pola relasi gender tersebut, khususnya yang terjadi dalam keluarga Jawa, secara perlahan telah menggeser konsep gender dalam rumah tradisional Jawa. Pergeseran konsep gender tersebut dapat digeneralisasi dan terpola dalam suatu pola pergeseran konsep gender yang signifikan, yang kemudian dapat dilihat dari pergeseran fungsi dan organisasi ruang, pembentukan ruang, dan orientasi; dimana pada masa sekarang pergeseran tersebut telah menggeser pola penataan ruang menjadi lebih netral.
Perpustakaan Digital ITB