2015_TS_PP_SILVIA_NORA_1-COVER.pdf
PUBLIC hidayat 2015_TS_PP_SILVIA_NORA_1-BAB_1.pdf
PUBLIC hidayat 2015_TS_PP_SILVIA_NORA_1-BAB_2.pdf
PUBLIC hidayat 2015_TS_PP_SILVIA_NORA_1-BAB_3.pdf
PUBLIC hidayat 2015_TS_PP_SILVIA_NORA_1-BAB_4.pdf
PUBLIC hidayat 2015_TS_PP_SILVIA_NORA_1-BAB_5.pdf
PUBLIC hidayat 2015_TS_PP_SILVIA_NORA_1-PUSTAKA.pdf
PUBLIC hidayat
Air terproduksi merupakan limbah terbesar yang dihasilkan oleh sektor hulu migas.
Untuk dapat mengatasi masalah pencemaran ini perlu dikembangkan teknologi pengolahan limbah
cair yang paling ekonomis dan efisien. Untuk limbah cair industri dimana senyawa organik
merupakan bahan pencemar utama maka pengolahan secara biologi dianggap sebagai suatu cara
yang paling sederhana dan ekonomis. Salah satu metoda pengolahan biologi yang dilakukan
adalah lumpur aktif. Beberapa studi mengenai pengolahan air terproduksi dengan proses lumpur
aktif telah banyak dilakukan akan tetapi nilai parameter kinetikanya masih belum banyak tersedia
untuk sistem pengolahan biologi. Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk menentukan kinetika
penyisihan senyawa organik dari air terproduksi agar dapat digunakan dalam desain pengolahan.
Pada penelitian ini dilakukan pengolahan air terproduksi artifisial yang karakteristiknya mendekati
air terproduksi sebenarnya dengan variasi waktu retensi hidrolis 8,12, dan 20 jam serta variasi
umur lumpur 10, 15, 20, dan 25 hari dengan variasi substrat COD 500-1100 mg/L untuk dapat
melihat pengaruh waktu retensi hidrolis dan umur lumpur terhadap efisiensi penyisihan. Proses
lumpur aktif yang digunakan adalah reaktor tangki tercampur kontinu dengan resirkulasi kapasitas
reaktor 7 L dan Clarifier 9,8 L. Parameter yang dianalisa meliputi COD, minyak dan lemak, serta
VSS. Dari hasil penelitian didapatkan nilai kinetikanya yaitu koefisien Yield 0,532 mg VSS/mg
sCOD, nilai k 1,012/hari, nilai kd 0,165, nilai Ks 275,045 mg sCOD/L, dan nilai ?m 0,54/hari. Untuk
efisiensi penyisihan tertinggi COD mencapai 82,4 % serta minyak dan lemak mencapai 52 % pada
variasi umur lumpur 20 hari dengan waktu retensi hidrolis 20 jam. Peningkatan umur lumpur
meningkatkan efisiensi penyisihan dan peningkatan waktu retensi hidrolis dengan penurunan
konsentrasi substrat menurunkan efisiensi.