digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Salah satu industri yang pertumbuhannya cukup pesat adalah industri perminyakan. Namun, pengolahan minyak mentah membutuhkan energi yang besar dan sangat berpotensi mencemari lingkungan.. Salah satu alternatif dalam pemulihan tanah terkontaminasi limbah industri minyak bumi dengan menggunakan pengolahan secara biologi (bioremediasi). Dari hasil pemulihan tersebut dihasilkan tanah hasil olahan yang memiliki karakteristik secara fisik dan kimia seperti tanah pada umumnya, tetapi tanah hasil olahan tersebut tidak memiliki kejelasan status apakah sudah menjadi tanah siap olah atau masih merupakan limbah industri perminyakan. Tanah hasil olahan bioremediasi industri perminyakan memiliki karakteristik dan kandungan untuk dapat diaplikasikan sebagai pembenah tanah. Konsep pembenah tanah dalam memperbaiki karakteristik fisik dan kimia tanah adalah salah satunya meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK). Metodologi yang digunakan dalam studi ini adalah pencampuran antara tanah hasil bioremediasi dan tanah kritis dengan beberapa komposisi yang berbeda (1:1, 1:1,5, 1:2) lalu diinkubasi selama 2 minggu. Setelah dilakukan pembenahan tanah dilakukan pemeriksaan kualitas tanah dan ditanami tumbuhan lalu diinkubasi selama 1 bulan. Hasil studi menunjukan bahwa karakteristik awal tanah hasil bioremediasi memenuhi persyaratan teknis minimal pembenah tanah non–organik, uji efektivitas pembenah tanah menunjukan adanya peningkatan nilai KTK sebanyak 4 sampai 8 kali lipat baik pada komposisi 1 (1:1), komposisi 2 (1:1,5), komposisi 3 (1:2). Pertumbuhan tanah paling optimal terjadi pada pembenahan 2 (1:1,5), dan akumulasi logam berat Pb dan Cr terjadi pada bagian batang tanaman.