Salah satu industri yang pertumbuhannya cukup pesat adalah industri
perminyakan. Namun, pengolahan minyak mentah membutuhkan energi yang
besar dan sangat berpotensi mencemari lingkungan.. Salah satu alternatif dalam
pemulihan tanah terkontaminasi limbah industri minyak bumi dengan
menggunakan pengolahan secara biologi (bioremediasi). Dari hasil pemulihan
tersebut dihasilkan tanah hasil olahan yang memiliki karakteristik secara fisik dan
kimia seperti tanah pada umumnya, tetapi tanah hasil olahan tersebut tidak
memiliki kejelasan status apakah sudah menjadi tanah siap olah atau masih
merupakan limbah industri perminyakan. Tanah hasil olahan bioremediasi industri
perminyakan memiliki karakteristik dan kandungan untuk dapat diaplikasikan
sebagai pembenah tanah. Konsep pembenah tanah dalam memperbaiki
karakteristik fisik dan kimia tanah adalah salah satunya meningkatkan kapasitas
tukar kation (KTK). Metodologi yang digunakan dalam studi ini adalah
pencampuran antara tanah hasil bioremediasi dan tanah kritis dengan beberapa
komposisi yang berbeda (1:1, 1:1,5, 1:2) lalu diinkubasi selama 2 minggu. Setelah
dilakukan pembenahan tanah dilakukan pemeriksaan kualitas tanah dan ditanami
tumbuhan lalu diinkubasi selama 1 bulan. Hasil studi menunjukan bahwa
karakteristik awal tanah hasil bioremediasi memenuhi persyaratan teknis minimal
pembenah tanah non–organik, uji efektivitas pembenah tanah menunjukan adanya
peningkatan nilai KTK sebanyak 4 sampai 8 kali lipat baik pada komposisi 1
(1:1), komposisi 2 (1:1,5), komposisi 3 (1:2). Pertumbuhan tanah paling optimal
terjadi pada pembenahan 2 (1:1,5), dan akumulasi logam berat Pb dan Cr terjadi
pada bagian batang tanaman.
Perpustakaan Digital ITB