digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2,4-Dinitrofenol telah lama digunakan dalam berbagai aplikasi seperti zat pewarna, pengawet kayu dan pestisida, namun bersifat toksik dan sulit terurai di alam. Limbah 2,4-dinitrofenol dapat terlarut dan terakumulasi di air sehingga pada konsentrasi tinggi akan berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Oleh karena itu dibutuhkan penanganan limbah 2,4-dinitrofenol yang tepat. Dalam penelitian ini dilakukan pembuatan membran poliviniliden fluorida (PVDF) terdispersi Molecularly Imprinted Polymers (MIPs) untuk penyerapan limbah 2,4- dinitrofenol. MIPs disintesis menggunakan teknik polimerisasi ruah dengan melibatkan 2,4-dinitrofenol sebagai cetakan, akrilamida sebagai monomer fungsional, etilen glikol dimetakrilat (EGDMA) sebagai crosslinker dan benzoil peroksida (BPO) sebagai inisiator pada perbandingan komposisi 1 : 5 : 15 : 1,6 yang dilarutkan dalam 30 mL asetonitril. 2,4-Dinitrofenol yang terikat sebagai cetakan pada MIPs hasil sintesis kemudian dilepaskan dengan metode soxhletasi menggunakan pelarut 75% metanol dalam asam asetat glasial. Selanjutnya kinerja MIPs dibandingkan dengan Non Imprinted Polymers (NIP) dan dikarakterisasi menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM) dan Fourier Transform Infra Red (FTIR). MIPs kemudian didispersikan ke dalam membran PVDF dengan metode pembalikan fasa yang dibuat dengan menambahkan 50 mg serbuk MIPs ke dalam 20% larutan PVDF (b/v) dalam N,N-dimetilformamida (DMF) sebagai pelarut dan air suling sebagai non pelarut. Membran yang diperoleh kemudian dikarakterisasi dengan FTIR dan ditentukan nilai permeabilitasnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kapasitas adsorpsi (qe) dan persen serapan rata-rata yang dimiliki MIPs lebih besar daripada NIP. Pada MIPs diperoleh qe dan persen serapan sebesar 9,32 mg/g dan 56,75% sedangkan NIP memiliki qe dan persen serapan sebesar 4,22 mg/g dan 25,74%. Berdasarkan analisis spektrum FTIR, pada daerah bilangan gelombang 1570-1500 cm-1 muncul puncak tajam yang berasal dari gugus -NO2 pada senyawa 2,4-dinitrofenol yang membentuk cetakan pada MIPs, namun tidak muncul pada spektrum NIP. Berdasarkan citra SEM, membran PVDF terdispersi MIPs memiliki ketebalan yang lebih tipis daripada membran PVDF biasa sehingga proses pemisahan pada membran terdispersi bisa terjadi lebih cepat. Proses pemisahan kedua membran terhadap sampel 2,4-dinitrofenol diuji berdasarkan penentuan nilai persen rejeksi pada 3, 4 5 dan 6. Hasil menunjukkan kedua membran memiliki nilai persen rejeksi optimum pada pH 5 yaitu sebesar 81,85% dengan nilai permeabilitas 9,14454 Lm-2h-1bar-1 pada membran terdispersi MIP dan 76,98% dengan nilai permeabilitas sebesar 3,93208 Lm-2h-1bar-1 pada