2,4-Dinitrofenol telah lama digunakan dalam berbagai aplikasi seperti zat pewarna,
pengawet kayu dan pestisida, namun bersifat toksik dan sulit terurai di alam.
Limbah 2,4-dinitrofenol dapat terlarut dan terakumulasi di air sehingga pada
konsentrasi tinggi akan berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Oleh
karena itu dibutuhkan penanganan limbah 2,4-dinitrofenol yang tepat. Dalam
penelitian ini dilakukan pembuatan membran poliviniliden fluorida (PVDF)
terdispersi Molecularly Imprinted Polymers (MIPs) untuk penyerapan limbah 2,4-
dinitrofenol. MIPs disintesis menggunakan teknik polimerisasi ruah dengan
melibatkan 2,4-dinitrofenol sebagai cetakan, akrilamida sebagai monomer
fungsional, etilen glikol dimetakrilat (EGDMA) sebagai crosslinker dan benzoil
peroksida (BPO) sebagai inisiator pada perbandingan komposisi 1 : 5 : 15 : 1,6 yang
dilarutkan dalam 30 mL asetonitril. 2,4-Dinitrofenol yang terikat sebagai cetakan
pada MIPs hasil sintesis kemudian dilepaskan dengan metode soxhletasi
menggunakan pelarut 75% metanol dalam asam asetat glasial. Selanjutnya kinerja
MIPs dibandingkan dengan Non Imprinted Polymers (NIP) dan dikarakterisasi
menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM) dan Fourier Transform Infra
Red (FTIR). MIPs kemudian didispersikan ke dalam membran PVDF dengan
metode pembalikan fasa yang dibuat dengan menambahkan 50 mg serbuk MIPs ke
dalam 20% larutan PVDF (b/v) dalam N,N-dimetilformamida (DMF) sebagai
pelarut dan air suling sebagai non pelarut. Membran yang diperoleh kemudian
dikarakterisasi dengan FTIR dan ditentukan nilai permeabilitasnya. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa nilai kapasitas adsorpsi (qe) dan persen serapan rata-rata yang
dimiliki MIPs lebih besar daripada NIP. Pada MIPs diperoleh qe dan persen serapan
sebesar 9,32 mg/g dan 56,75% sedangkan NIP memiliki qe dan persen serapan
sebesar 4,22 mg/g dan 25,74%. Berdasarkan analisis spektrum FTIR, pada daerah
bilangan gelombang 1570-1500 cm-1 muncul puncak tajam yang berasal dari gugus
-NO2 pada senyawa 2,4-dinitrofenol yang membentuk cetakan pada MIPs, namun
tidak muncul pada spektrum NIP. Berdasarkan citra SEM, membran PVDF
terdispersi MIPs memiliki ketebalan yang lebih tipis daripada membran PVDF
biasa sehingga proses pemisahan pada membran terdispersi bisa terjadi lebih cepat.
Proses pemisahan kedua membran terhadap sampel 2,4-dinitrofenol diuji
berdasarkan penentuan nilai persen rejeksi pada 3, 4 5 dan 6. Hasil menunjukkan
kedua membran memiliki nilai persen rejeksi optimum pada pH 5 yaitu sebesar
81,85% dengan nilai permeabilitas 9,14454 Lm-2h-1bar-1 pada membran terdispersi
MIP dan 76,98% dengan nilai permeabilitas sebesar 3,93208 Lm-2h-1bar-1 pada
Perpustakaan Digital ITB