Silimarin merupakan senyawa alam yang diperoleh dari tanaman Silybum marianum. Secara
tradisional silimarin telah banyak digunakan untuk mengobati berbagai penyakit hati. Namun
silimarin memiliki bioavailabilitas yang rendah karena kelarutannya yang kurang baik dan
metabolisme yang cepat. Pada penelitian ini dilakukan pengembangan sistem nanoemulsi
mengandung silimarin untuk meningkatkan bioavailabilitasnya. Formula yang digunakan adalah
formula yang telah dikembangkan sebelumnya untuk kurkumin. Fasa minyak dari nanoemulsi terdiri
dari castor oil, kremofor RH 40 sebagai surfaktan, dan polietilen glikol 400 sebagai ko-surfaktan
dengan rasio 1:8:1. Nanoemulsi terbentuk secara spontan setelah ditambahkan dapar fosfat pH 6,4
dengan pengadukan ringan. Karakterisasi nanoemulsi meliputi penampakan fisik, ukuran droplet,
indeks polidispersitas, zeta potensial, efisiensi penjerapan, dan stabilitas fisiko-kimia pada
penyimpanan di kondisi ruang selama 2 minggu. Karakterisasi juga dilakukan secara in vitro
menggunakan sel MCF-7 dan MDA-MB untuk mengamati toksisitas serta kemampuan penetrasi ke
dalam sel. Uji sitotoksik untuk menentukan nilai IC50 dilakukan menggunakan metode MTS [3-(4,5-
dimethylthiazol-2-yl)-5-(3-carboxymethoxyphenyl)-2-(4-sulfophenyl)-2H-tetrazolium] dan dianalisis
menggunakan microplate reader pada panjang gelombang 490 nm. Selanjutnya, dilakukan kajian
kemampuan penetrasi sediaan nanoemulsi dibandingkan dengan sediaan larutan silimarin pada sel
MCF-7 menggunakan mikroskop konfokal setelah inkubasi selama 3 dan 6 jam, dengan konsentrasi
di bawah nilai IC50 yang telah diperoleh. Pada pengamatan dengan mikroskop konfokal, digunakan
karbon dot yang dienkapsulasi bersama-sama dengan silimarin, sebagai penanda. Hasil karakterisasi
ukuran droplet, indeks polidispersitas dan zeta potensial berturut-turut adalah 27,95 ± 4,31 nm,
0,296 ± 0,09 dan -11,81 mV; dengan efisiensi penjerapan sebesar 91,92 ± 0,04 %. Nanoemulsi
mengandung silimarin dan karbon dot menunjukkan stabilitas yang baik pada kondisi pengamatan.
Hasil uji stabilitas tidak menunjukkan perbedaan bermakna dari efisiensi penjerapan, dan
karakteristik untuk nanoemulsi silimarin setelah disimpan selama 2 minggu. Nilai IC50 nanoemulsi
dan larutan silimarin untuk MCF-7 adalah 30,67 µg/mL dan 45,40 µg/mL, sedangkan untuk MDA-MB
37,5 µg/mL dan 39,14 µg/mL. Nanoemulsi menunjukkan kemampuan berpenetrasi ke dalam sel
MCF-7 pada konsentrasi 12,5 µg/mL baik setelah inkubasi selama 3 dan 6 jam. Dari hasil percobaan
ini dapat disimpulkan bahwa sistem nanoemulsi yang dikembangkan berpotensi meningkatkan nilai
terapetik dari silimarin. Untuk mengkonfirmasi kesimpulan ini, perlu dilakukan percobaan lebih
lanjut.
Perpustakaan Digital ITB