digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sistem penghantaran nose-to-brain (N2B) merupakan strategi yang inovatif dan noninvasif untuk mentransportasikan senyawa terapetik secara langsung dari rongga hidung ke otak. Sistem ini dikembangkan sebagai solusi terhadap adanya barier alami otak seperti blood-brain barrier (BBB) dan cairan serebrospinal otak, serta rute penghantaran alternatif lain yang cenderung invasif. Pada penelitian sebelumnya, sediaan berbasis nanopartikel telah banyak dikembangkan dan diteliti untuk sistem N2B. Pada penelitian ini dilakukan formulasi serta modifikasi nanoemulsi dengan mengkonjugasikan peptida stearylated-R9 dan stearylated-PN159 pada nanoemulsi kosong (NE). Nanoemulsi yang telah dibuat dikarakterisasi berdasarkan parameter ukuran partikel, indeks polidispersitas, potensial zeta, serta karakterisasi dengan beberapa instrumen. Kedua peptida berhasil terkonjugasi pada nanoemulsi yang ditandai dengan peningkatan nilai potensial zeta secara signifikan pada NE-R9 dan NE-PN159 dibandingkan dengan NE. Keberhasilan konjugasi juga dikonfirmasi melalui analisis spektrum inframerah sampel. Nanoemulsi kosong (NE) dan nanoemulsi termodifikasi stearylated-R9 berhasil dibuat dengan ukuran globul < 20 nm dan PDI < 0,3. Globul NE-PN159 memiliki ukuran yang berbeda signifikan dengan NE dan NE-R9, serta memiliki PDI > 0,7. Uji biodistribusi sampel dilakukan secara in vivo dan ex vivo pada mencit melalui administrasi intranasal. Hasil pencitraan menggunakan in vivo imaging system (IVIS) menunjukkan bahwa nilai total efisiensi radiasi rata-rata NE-R9 dan NE-PN159 berbeda signifikan dengan nilai total efisiensi rata-rata NE. Hal tersebut menunjukkan bahwa nanoemulsi termodifikasi peptida dapat terdistribusi di otak dan menunjukkan distribusi yang lebih tinggi dibandingkan dengan nanoemulsi tanpa konjugasi.