digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Banyak dari sebagian warga Kampung Laut khususnya Desa Ujungalang hingga kini masih mengakses air untuk kebutuhan sehari-hari dengan menggunakan jerigen (jerry cans) dan mengangkutnya mengunakan perahu. Disamping itu air dengan kandungan bakteri coli mencapai 1100 bakteri coliform per 100 mililiter dan zat organik yang melebihi baku mutu tidak layak langsung dijadikan sebagai air minum. Desa Ujungalang Kampung Laut pada tahun 2015 direncanakan akan menjadi pemodelan desa pesisir di Kabupaten Cilacap. Kampung Laut dikelilingi oleh Sungai Segara Anakan yang dialiri oleh tiga muara sungai atau lebih yaitu Sungai Citanduy, Sungai Cimeneng, Cikonde, dan beberapa sungai-sungai kecil lainnya. Tujuan dari perencanaan ini adalah mengevaluasi dan merencanakan pengembangan teknis SPAM hingga sistem distribusi untuk meningkatkan akses air minum di Desa Ujungalang. Sistem yang dibangun direncanakan akan melayani 12 RW selama 10 tahun ke depan. Kapasitas IPAM yang direncanakan mencapai 8,45 liter/detik. Topografi Desa Ujungalang relatif datar khususnya wilayah pelayanan distribusi memiliki elevasi permukaan tanah berkisar di antara +2 mdpl hingga +4 mdpl. Perencanaan sistem penyediaan air minum yang paling memungkinkan untuk perkampungan didasarkan pada penerapan prinsip teknologi tepat guna, yaitu sesuai dengan kebutuhan masyarakat, mudah dari segi konstruksi, segi operasi, pemeliharaan yang mudah, dan yang paling penting adalah bersifat ekonomis. Sistem Penyediaan Air Minum Desa Ujungalang terdiri dari intake dan bak penampungan kemudian dialirkan menuju unit utama saringan pasir lambat dan pengolahan tersier yaitu disinfeksi dengan menggunakan kalsium hipoklorit. Sistem distribusi di Desa Ujungalang memanfaatkan reservoir berelevasi agar menghemat biaya listrik. Rancangan anggaran biaya (RAB) untuk keseluruhan di Desa Ujungalang sekitar Rp 1.082.350.000,-.