digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Endrico Dwi Julianto
PUBLIC Alice Diniarti

Hutan mangrove merupakan suatu tipe hutan yang tumbuh didaerah pasang surut, terutama di pantai yang terlindung, laguna dan muara sungai yang tergenang pada saat pasang (Harefa et al., 2020). Menurut Food and Agriculture Organization (FAO) (2007), Indonesia memiliki luas hutan mangrove sebesar 3.062.300 ha. Namun saat ini mengalami penurunan salah satunya hutan mangrove di Segara Anakan, Kabupaten Cilacap. Hutan mangrove di Segara Anakan mengalami penurunan dan kerusakan akibat alih fungsi lahan menjadi lahan tambak, perkebunan, industri dan akibat pembalakan liar oleh warga setempat (BPKSA Kabupaten Cilacap, 2009). Tugas akhir ini dibuat dengan tujuan untuk melihat perubahan dan penurunan luasan hutan mangrove secara spasial dan temporal di Segara Anakan, Kabupaten Cilacap tahun 2015-2020. Metodologi yang digunakan adalah pengolahan data citra Landsat 8 pada wilayah studi kasus lalu dilakukan klasifikasi pada hutan mangrove dan tutupan lahan lainnya menggunakan metode supervised classification dan komposit band. Untuk mendapatkan kerapatan hutan mangrove digunakan metode normalized difference vegetation index (NDVI). Hasil yang didapatkan adalah peta sebaran hutan mangrove yang mengalami penurunan dari tahun ke tahun mulai dari tahun 2015 sebesar 6.294,841 ha hingga tahun 2020 sebesar 5.047,912 ha. Mangrove di Segara Anakan juga mengalami perubahan dalam rentang 19-30% dengan luas perubahan terbesar terjadi pada tahun 2015-2016 sebesar 1920,015 atau 29,808% dan luas perubahan terkecil terjadi pada tahun 2016-2017 sebesar 1215,890 ha atau 19,709%. Perubahan hutan mangrove di Segara Anakan terjadi akibat perubahan menjadi tutupan lahan lain seperti pertanian, lahan terbangun, hutan non mangrove, lahan terbuka dan badan air yang semakin meningkat setiap tahunnya. Pertumbuhan penduduk mengakibatkan aktivitas manusia juga semakin berkembang di sekitar Segara Anakan sehingga degradasi hutan mangrove akan terus terjadi.