Dinamika Estuari di Segara Anakan dipengaruhi oleh pasang surut dan arus sungai
yang menjadi komponen dominan dalam penggerak mixing. Pengaruh pasang surut
dan arus sungai menjadi hal penting dalam klasifikasi estuari berdasarkan
parameter vertical mixing. Penelitian ini dilakukan dengan metode pengambilan
data primer selama pasang perbani dan pasang purnama menggunakan alat ADCP,
CTD, dan Tide Gauge pada tanggal 24 April 2024 dan 2 Mei 2024. Perhitungan
parameter ini juga didukung oleh perbedaan salinitas, densitas, nilai bouyancy
frequency dan vertical shear yang dihitung berdasarkan persamaan vertical mixing.
Variabilitas temporal salinitas di Segara Anakan menunjukkan salinitas yang
semakin tinggi ketika pasang dan menurun ketika surut. Di muara Sungai Citanduy,
rata-rata salinitas mencapai 0,1 psu. Di Klaces, rata-rata salinitas mencapai 20 psu.
Variasi spasial menunjukkan bahwa semakin dekat pelawangan, salinitas akan
semakin tinggi yaitu menunjukkan nilai 32 psu dan pertemuan pasang surut terjadi
di tengah Segara Anakan atau di Klaces. Selain itu, curah hujan ketika spring lebih
tinggi dibandingkan dengan ketika neap. Selain itu, pola arus pada muara Sungai
Citanduy menunjukkan bahwa arus dominan adalah arus sungai sedangkan pola
arus di Klaces adalah dominan arus pasang surut. Pasang surut dan debit sungai
yang cukup kuat menyebabkan muara Sungai Citanduy sudah tercampur sempurna
dan tidak terjadi stratifikasi. Dengan nilai M atau bilangan efisiensi mixing pasang
diatas 1 dan nilai bilangan Freshwater Froude diatas 0,1. Sedangkan, stratifikasi
terjadi di daerah Klaces yang terletak di tengah Segara Anakan dengan nilai M
diatas 0,1 dan nilai bilangan Freshwater Froude diatas 0,1. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa pada muara Sungai Citanduy, estuari dikategorikan sebagai
Well Mixed dan pada tengah estuari atau Klaces dikategorikan sebagai Strongly
Stratified.