Segara Anakan merupakan laguna yang dikelilingi oleh hamparan hutan mangrove
yang luas di Indonesia dengan berbagai macam gangguan salah satunya adalah
tumpahan minyak. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan zonasi kerentanan
kawasan mangrove di Segara Anakan, terhadap peristiwa tumpahan minyak yang
memiliki kemungkinan besar terjadi akibat letaknya yang dekat dengan kilang
minyak dan pelabuhan. Pemodelan trajektori partikel menggunakan perangkat
lunak Delft3D dilakukan untuk mengetahui bagaimana pola persebaran minyak,
dari titik potensial terjadinya tumpahan di Segara Anakan yang tepatnya berada di
Pertamina RU IV Cilacap Area 63. Digunakan empat skenario waktu keluarnya
partikel yang merepresentasikan fase pasut, yaitu pada saat menuju pasang, pasang,
menuju surut, dan surut. Selain itu, digunakan variasi masukan nilai debit sungai
(Q1 = 3,67 – 220,47 m3
/s; Q2 = 2,74 – 164,53 m3
/s; Q3 = 1,38 – 82,79 m3
/s; Q4 =
2,04 – 122,44 m3
/s) dan nilai angin (musim DJF, musim MAM, musim JJA, dan
musim SON) terhadap masing-masing skenario. Hasil dari verifikasi elevasi muka
air laut dan debit dari model terhadap data observasi menunjukkan hasil yang cukup
baik. Kemudian berdasarkan analisis kerentanan ekosistem mangrove yang pada
penelitian ini dibagi menjadi enam zona, diketahui bahwa zona mangrove 1, 2, dan
5 memiliki kerentanan yang tergolong sangat rentan, zona mangrove 3 tergolong
rentan, zona mangrove 4 tergolong cukup rentan, dan zona mangrove 6 tergolong
kurang rentan.