Di Indonesia, kedelai merupakan komoditi strategis karena sebagai salah satu tanaman penting setelah beras dan jagung. Jenis komoditi kedelai terdiri atas kedelai kuning, kedelai hijau, kedelai hitam. Penduduk Indonesia gemar mengonsumsi produk olahan kedelai karena beberapa hal seperti harga relatif murah dan gizi tinggi. Budidaya kedelai hitam dimanfaatkan oleh para petani dan industri pabrik hanya sebagai bahan baku makanan yaitu kecap sementara di Korea berkembang pesat khususnya untuk kebutuhan konsumsi makanan seperti kecambah kedelai, susu kedelai, minyak kedelai. Minimnya, pengembangan budidaya kedelai hitam di Indonesia menjadi dorongan untuk dilakukan penelitian ini dan harapannya dapat diketahui lebih lanjut potensi kedelai hitam (khususnya kecambah) sebagai sumber nutrisi dalam bahan baku pangan di Indonesia sehingga dapat meningkatkan perekonomian petani di Indonesia. Kedelai hitam dengan Varietas Detam-1 memiliki ukuran biji paling besar diantara varietas lain kedelai yang berkembang dan kandungan protein sangat tinggi. Perkecambahan merupakan pertumbuhan embrio yang dimulai kembali setelah penyerapan air/ imbibisi. Proses pengecambahan ini disinari dengan cahaya merah jauh (FR) dengan panjang gelombang 730 nm. Penelitian ini bertujuan menentukan nilai pengaruh lama penyinaran cahaya merah jauh (FR) terhadap biomassa, morfologi, kandungan klorofil, dan kandungan isoflavon terhadap kecambah kedelai hitam (Glycine Max L. Merr.) Varietas Detam- 1 dengan 7 perlakuan yaitu kontrol, 4 Jam, 8 Jam, 12 Jam, 16 Jam, 20 Jam, dan 24 Jam di Laboratorium Rekayasa Sistem Produksi Biomassa Labtek 1A,SITH ITB, Kampus Jatinangor. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 14 Maret 2018- 20 April 2018. Penelitian ini ditempatkan pada sebuah instalasi perkecambahan yaitu Germination Chamber supaya lingkungan terjaga secara homogen. Penelitian ini pada Germination Chamber yang terdiri dari 7 buah instalasi. Setiap instalasi dibuat 4 sekat dengan infraboard menjadi 4 ulangan. Setiap sekat atau ulangan terdiri dari 50 benih kedelai hitam Varietas Detam-1. Parameter yang diukur adalah biomassa meliputi bobot kering, bobot basah, dan kadar air kecambah. Morfologi meliputi panjang hipokotil dan panjang akar. Parameter lain yaitu daya berkecambah, uji kandungan klorofil, dan uji kandungan isoflavon menggunakan HPLC (High-Performance Liquid Chromatography). Uji kandungan isoflavon ini terdiri dari 3 zat yaitu Glycitein, Genistein, dan Daidzein serta standar murni pada konsentrasi 0 ppm,5 ppm, 10 ppm, dan 20 ppm. Kandungan klorofil diuji menggunakan spektrofotometer dan dihitung dengan rumus Wintermans and De Mots. Proses pengecambahan ini dilakukan selama 4 hari dengan 2 kali pengamatan. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan uji statistik one way Anova (Analysis of Variance) Rancangan Acak Lengkap (RAL) setiap perlakuan terdiri dari 4 ulangan dengan α = 0,05 atau tingkat kesalahan sekitar 5% yang selanjutnya dilakukan uji lanjutan DMRT (Duncan’s Multiple Range Test) untuk menganalisis perbedaan signifikan pada sampel. Hasil yang didapat adalah kedelai hitam Varietas Detam-1 dalam proses pengecambahan dengan cahaya merah jauh (FR) dengan perlakuan kontrol, 4 jam, 8 jam, 12 jam, 16 jam, 20 jam, dan 24 jam tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan daya berkecambah, panjang hipokotil hari ke-4, panjang akar, bobot kering, bobot basah, namun memiliki pengaruh yang signifikan pertumbuhan panjang hipokotil hari ke- 2 pada perlakuan 4 jam. Nilai kadar air tertinggi hari ke-2 pada perlakuan
4 jam sebesar 63,73% dan hari ke-4 perlakuan 8 jam sebesar 74,37%. Kadar klorofil dan kadar isoflavon memiliki nilai fluktuatif. Kadar klorofil tertinggi pada perlakuan 8 jam yaitu 0,158 mg/L. Zat yang terdapat pada isoflavon yaitu Glycitein, Genistein, dan Daidzein memiliki nilai paling tinggi secara berurutan yaitu pada perlakuan 16 jam (0,565 ppm), perlakuan 8 jam (0,590 ppm), perlakuan 16 jam (0,538 ppm).
Perpustakaan Digital ITB