digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Batubara merupakan sumber energy yang tidak terbarukan. Sumber daya batu bara di dunia terbatas, namun dari sekian banyak dari sumber daya yang tersedia batu bara merupakan salah satu sumber daya alam yang paling banyak digunakan dan dibutuhkan. Indonesia memiliki potensi batubara yang besar sehingga membuat Indonesia menjasi salah satu negara penghasil dan pengekspor batubara terbesar di dunia. Kalimantan Timur merupakan salah satu dari daerah penghasil batubara di Indonesia. Salah satu sumber utama batubara di Kalimantan Timur adalah di Sungai Berau, Samarinda. Batubara yang dihasilkan oleh Kalimantan Timur tentu pasti akan didistribusikan baik ke pulau lain di dalam negeri atau di ekspor ke luar negeri. Arus pengiriman batubara yang keluar dari Kalimantan Timur tentu akan bertambah besar seiring dengan meningkatnya produksi batubara. Jika produksi batubara Kalimantan Timur diproyeksi sampai tahun 2040, fasilitas pendukung kegiatan transportasi batubara -terutama fasilitas bongkar muat- di Kalimantan Timur belum memadai. Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk merencanakan suatu pelabuhan yang akan melayani arus keluar batubara dari Kalimantan Timur melalui Pelabuhan Jenebora. Di dalam tugas akhir ini, layout terminal batubara dengan kapasitas 16.1 juta ton/tahun akan direncanakan. Pelabuhan ini akan melayani operasi pembongkaran batubara dari sisi darat, penyimpanan batubara sementara di stockyard, dan kegiatan muat batubara ke kapal. Perencanaan layout meliputi penentuan desain layout fasilitas berdasarkan pemilihan jenis, dimensi, dan jumlah peralatan penanganan batubara. Selain itu pada tugas akhir ini akan direncanakan juga pola operasi terminal secara menyeluruh dan juga capital cost untuk peralatan-peralatan yang akan digunakan dalam terminal batubara Pelabuhan Jenebora. Sistem operasi lapangan penumpukan terminal menggunakan sistem stacker dengan kapasitas 660ton/jam dan reclaimer dengan kapasitas 1500 ton/jam. Operasi muat batubara di dermaga menggunakan dua shiploader dengan kapasitas masing-masing 3000 ton/jam pada dua tambatan dan akan digunakan konyevor sebagai system utama untuk memfasilitasi transportasi batubara di dalam pelabuhan. Kapal terbesar yang akan dilayani memilki kapasitas 12.000 DWT. Nilai capital cost pada perancangan pola operasi ini adalah Rp. 1,14 trilyun.