Kawasan pariwisata Sanur merupakan salah satu kawasan strategis peruntukan pariwisata di Kota Denpasar. Kota Denpasar sendiri merupakan wilayah yang memiliki paparan risiko bencana tsunami tinggi, hal ini terbukti berdasarkan hasil kajian risiko bencana yang dilakukan oleh BPBD Kota Denpasar dengan hasil bahwa terdapat luas ancaman bahaya tsunami sebesar 4468.23 hektar atau 34.73% dari total luas wilayah Kota Denpasar. Melihat dua kondisi yang bertolak belakang tersebut di satu sisi kawasan sangat berpotensi untuk pengembangan sektor pariwisata sebagai leading sector, namun di sisi lain secara geografis kawasan sangat rawan terhadap tsunami. Oleh karena itu dibutuhkan kawasan pariwisata yang resilien terhadap tsunami. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji resiliensi kawasan pariwisata sanur terhadap tsunami ditinjau dari aspek atraksi, aktivitas dan amenitas berdasarkan responden pengunjung dan pelaku usaha kecil menengah/UKM serta hubungan antara komponen pariwisata (atraksi-aktivitas-amenitas) dengan tingkat resiliensi dengan pertimbangan 8 elemen resiliensi menurut Coastal Community Resilience (CCR). Menurut hasil analisis didapat bahwa terdapat 5 elemen resiliensi yang tergolong masih low resilience, 1 elemen tergolong intermediate dan 2 elemen tergolong high resilience. Kemudian, untuk meningkatkan resiliensi dilakukan intervensi pada variabel-variabel prioritas yaitu variabel pada kuadran I dan III berdasarkan analisis important-performance analysis. Selanjutnya hubungan/korelasi didapat arah hubungan adalah korelasi positif dengan tiga kategori korelasi, yaitu: hubungan antara komponen atraksi dengan tingkat resiliensi, hubungan antara komponen aktivitas dengan tingkat resiliensi, dan hubungan antara komponen amenitas dengan tingkat resiliensi.