Indonesia memiliki banyak tipe endapan mineral potensial khususnya porfiri dan skarn. Prospek Wanagon dikenal dengan hadirnya mineral ekonomis tembaga dan emas. Kadar emas yang hadir pada endapan ini secara umum sangat dikontrol oleh fluida magmatik-hidrotermal, struktur sebagai media aliran fluida hidrotermal dan litologi sebagai reservoar terbentuknya mineralsisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alterasi dan mineralisasi yang terdapat di daerah Wanagon berdasarkan Pemboran WAN-10-02 dan WAN-12-01. Metode penelitian melalui pengamatan sampel inti batuan dengan cara analisis petrografi, mineragrafi, XRD dan XRF. Berdasarkan hasil penelitian, daerah penelitian dapat dikelompokan menjadi empat tipe alterasi, yaitu: (1) Diopsid-Garnet-Epidot (Skarn), (2) Kalsit-Biotit-Epidot (Potasik), (3). Kuarsa-Serisit ± Epidot (Filik) (4). Kalsedon-Kalsit Dikit (Argilik). Mineralisasi emas di daerah penelitian berkembang cukup baik pada batugamping dan batupasir serta sangat dominan pada batuan sulfida terubahkan, dengan kadar rata-rata Au = 0,4 ppm, namun tidak teridentifikasi (invisible) dengan metode penelitian yang dilakukan. Emas berada dalam struktur sulfida kompleks (H2S dan HS) dan dikontrol oleh kontak litologi dan struktur. Mineral bijih yang teridentifikasi adalah mineral pirit, kalkopirit, spalerit, galena, kovelit dan hematit.
Perpustakaan Digital ITB