digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - KANYA DUIARIZKE MAULIDIA
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Gunung Pongkor adalah daerah dengan endapan epitermal sulfidasi rendah yang ditambang di bawah tanah sehingga memerlukan analisis geologi dan geoteknik. Proses pengambilan data dilakukan dengan metode inspeksi muka terowongan pada tujuh bukaan terowongan produksi yang akan digunakan untuk mengklasifikasikan kualitas massa batuan serta analisis kestabilan terowongan dengan metode elemen hingga. Kualitas massa batuan ditentukan dengan menggunakan klasifikasi Sistem-Q. Tipe alterasi ditentukan melalui pengamatan megaskopis, analisis petrografi, serta Analytical Spectral Devices (ASD). Hasil analisis telah diidentifikasi empat tipe alterasi di lokasi penelitian, yaitu klorit-kuarsa ± ilit, klorit-ilit, klorit-montmorilonit, dan kuarsa-kalsit ± ilit. Tipe klorit-kuarsa ± ilit memiliki kualitas massa batuan yang paling baik dengan nilai Q sebesar 5,39–6,17 (kelas sedang) dan kondisi terowongan paling stabil. Tipe klorit-ilit memiliki nilai Q sebesar 3,24–3,5 (kelas buruk) namun masih tetap dalam kondisi stabil. Tipe kuarsa-kalsit ± ilit memiliki nilai Q sebesar 2,79–6,63 (kelas buruk–sedang) dengan kecenderungan tidak stabil, sedangkan tipe klorit–montmorilonit memiliki kualitas terburuk dengan nilai Q sebesar 2,1–3,31 (kelas buruk) dan kondisi terowongan tidak stabil. Alterasi pada batuan memengaruhi mineralogi batuan, dengan kehadiran mineral sekunder yang paling berpengaruh terhadap kualitas massa batuan dan tingkat kestabilan terowongan adalah mineral lempung (montmorilonit dan ilit), kalsit, dan kuarsa. Kandungan mineral lempung, terutama montmorilonit dan kalsit, menyebabkan kualitas massa batuan dan tingkat kestabilan terowongan semakin buruk, sedangkan kandungan kuarsa yang tinggi menghasilkan kualitas massa batuan dan tingkat kestabilan terowongan yang semakin baik.