Industri minyak dan gas (migas) memberikan kontribusi yang besar kepada ekonomi global, terlebih bagi ekonomi negara penghasil migas. Perusahaan Migas Nasional, tidak hanya berperan kepada ekonomi negara penghasil minyak, namun juga untuk menjaga ketahanan energi nasional. Namun demikian, industri migas sedang mengalami penurunan. Sejak pertengahan 2014, harga minyak turun drastis hamper mencapai 50% dan berdampak pada performa perusahaan migas.
Tujuan dari studi ini adalah untuk mengevaluasi kinerja keuangan tiga Perusahaan Migas Nasional di Asia Tenggara (Pertamina, Petronas, dan PTT) dalam periode 2011 sampai 2016 serta memvalidasi kinerja keuangan dan efisiensi kinerja dengan standar industri dan Data Envelopment Analysis (DEA ). Data yang diukur berdasarkan data sekunder dari laporan tahunan dan laporan keuangan yang diterbitkan dalam periode 2011 sampai 2016. Metodologi penelitian yang dipakai adalah rasio keuangan yang dikategorikan ke dalam: likuiditas (current ratio, quick ratio, dan cash ratio), solvabilitas (debt to equity, debt to assets dan interest coverage ratio), aktivitas (inventory turnover, account receivable turnover, fixed asset turnover, dan total asset turnover), dan profitabilitas (return on asset, return of equity, gross profit margin, dan net profit margin). Perbandingan dengan tolok ukur industri dan Data Envelopment Analysis (DEA), digunakan untuk menkonfirmasi kinerja keuangan dan efisiensi kinerja perusahaan terkait.
Hasil penelitian telah menunjukkan bahwa dari tiga Perusahaan Migas Nasional, Petronas menunjukan kinerja keuangan yang paling menonjol. Kinerja keuangan Pertamina adalah moderat dan kinerja PTT yang paling rendah. Konfirmasi menggunakan perbandingan dengan tolok ukur industri, mengungkapkan bahwa kinerja keuangan seluruh Perusahaan Migas Nasional tersebut berada diatas tolok ukur industri. Namun, konfirmasi menggunakan DEA, menunjukkan bahwa efisiensi kinerja paling unggul adalah di Pertamina, diikuti oleh PTT dan yang terendah adalah Petronas.
Perpustakaan Digital ITB