Chikungunya merupakan penyakit infeksi pada manusia yang disebabkan oleh virus
chikungunya (CHIKV). CHIKV disebarkan dari manusia ke manusia lain melalui nyamuk
Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Gejala yang timbul pada masa inkubasi selama 3–12
hari meliputi demam, munculnya ruam merah pada kulit, nyeri otot dan persendian. Penyakit
chikungunya tidak mematikan, namun nyeri pada otot dan persendian dapat bertahan hingga
berbulan-bulan jika tidak ditangani dengan tepat. Adanya kemiripan gejala klinis yang
ditunjukkan oleh penyakit ini dengan beberapa penyakit lain seperti demam berdarah dan
demam zika menyebabkan pentingnya diagnosis awal untuk mendukung penanganan yang
tepat.
Genom CHIKV berukuran sekitar 11,8 kb dan memiliki dua open reading frame (ORF) yang
mengode empat protein non-struktural (nsP1, nsP2, nsP3, nsP4), dan lima protein struktural
(kapsid, E3, E2, 6K, E1). Salah satu protein struktural, yaitu protein E1 memiliki peran
penting pada proses infeksi virus ke sel inang dan dapat menghasilkan respon imun spesifik
dari penderita yang terinfeksi CHIKV. Oleh karena itu, protein E1 berpotensi sebagai basis
pembuatan alat uji cepat chikungunya (kit diagnostik). Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengkonstruksi dan mengekspresikan gen pengode protein E1 CHIKV rekombinan pada
sistem ekspresi pET-32b menggunakan sel inang Escherichia coli (E. coli).
Pada penelitian ini, protein E1 rekombinan dihasilkan dalam bentuk protein fusi dengan
tioredoksin (Trx) untuk meningkatkan kelarutan protein target dan penanda 6× histidin residu
untuk mempermudah proses pemurnian. Protein fusi Trx-E1 rekombinan diperoleh melalui
serangkaian tahap yang meliputi amplifikasi gen pengode protein E1 menggunakan teknik
Polymerase Chain Reaction (PCR), kloning gen pengkode protein E1, subkloning, dan
ekspresi gen pengode protein E1 CHIKV pada dua jenis sel E. coli. Gen pengode protein E1
CHIKV hasil amplifikasi dikloning pada vektor kloning pGEM-T. Ekspresi gen dilakukan
pada sistem pET-32b menggunakan sel inang E. coli BL21(DE3) dan E. coli
BL21(DE3)plysS selama 3 jam dengan isopropil β-D-1-tiogalaktopiranosida (IPTG) 0,5 mM
sebagai senyawa penginduksi.
Hasil penelitian menunjukkan level ekspresi gen pengode protein E1 CHIKV lebih besar
pada sel E. coli BL21(DE3)plysS. Analisis sodium dodesil sulfat-poliakrilamid gel agarosa
(SDS-PAGE) menunjukkan adanya pita berukuran ~66,8 kDa, bersesuaian dengan ukuran
protein target E1 CHIKV. Protein yang dihasilkan dominan pada fasa terlarut, sehingga dapat
disimpulkan Trx sebagai pasangan fusi membantu kelarutan protein target. Protein Trx-E1
yang diperoleh dimurnikan secara parsial menggunakan kromatografi afinitas nikel asam
nitrilotriasetat (Ni-NTA). Berdasarkan hasil SDS-PAGE, protein target yang berukuran ~66,8
kDa dominan pada hasil elusi oleh bufer Tris-HCl EDTA pH 8,0 yang mengandung imidazol
200 mM dibandingkan pada fraksi lainnya.
Perpustakaan Digital ITB