digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Chikungunya merupakan penyakit infeksi pada manusia yang disebabkan oleh virus chikungunya (CHIKV). CHIKV disebarkan dari manusia ke manusia lain melalui nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Gejala yang timbul pada masa inkubasi selama 3–12 hari meliputi demam, munculnya ruam merah pada kulit, nyeri otot dan persendian. Penyakit chikungunya tidak mematikan, namun nyeri pada otot dan persendian dapat bertahan hingga berbulan-bulan jika tidak ditangani dengan tepat. Adanya kemiripan gejala klinis yang ditunjukkan oleh penyakit ini dengan beberapa penyakit lain seperti demam berdarah dan demam zika menyebabkan pentingnya diagnosis awal untuk mendukung penanganan yang tepat. Genom CHIKV berukuran sekitar 11,8 kb dan memiliki dua open reading frame (ORF) yang mengode empat protein non-struktural (nsP1, nsP2, nsP3, nsP4), dan lima protein struktural (kapsid, E3, E2, 6K, E1). Salah satu protein struktural, yaitu protein E1 memiliki peran penting pada proses infeksi virus ke sel inang dan dapat menghasilkan respon imun spesifik dari penderita yang terinfeksi CHIKV. Oleh karena itu, protein E1 berpotensi sebagai basis pembuatan alat uji cepat chikungunya (kit diagnostik). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkonstruksi dan mengekspresikan gen pengode protein E1 CHIKV rekombinan pada sistem ekspresi pET-32b menggunakan sel inang Escherichia coli (E. coli). Pada penelitian ini, protein E1 rekombinan dihasilkan dalam bentuk protein fusi dengan tioredoksin (Trx) untuk meningkatkan kelarutan protein target dan penanda 6× histidin residu untuk mempermudah proses pemurnian. Protein fusi Trx-E1 rekombinan diperoleh melalui serangkaian tahap yang meliputi amplifikasi gen pengode protein E1 menggunakan teknik Polymerase Chain Reaction (PCR), kloning gen pengkode protein E1, subkloning, dan ekspresi gen pengode protein E1 CHIKV pada dua jenis sel E. coli. Gen pengode protein E1 CHIKV hasil amplifikasi dikloning pada vektor kloning pGEM-T. Ekspresi gen dilakukan pada sistem pET-32b menggunakan sel inang E. coli BL21(DE3) dan E. coli BL21(DE3)plysS selama 3 jam dengan isopropil β-D-1-tiogalaktopiranosida (IPTG) 0,5 mM sebagai senyawa penginduksi. Hasil penelitian menunjukkan level ekspresi gen pengode protein E1 CHIKV lebih besar pada sel E. coli BL21(DE3)plysS. Analisis sodium dodesil sulfat-poliakrilamid gel agarosa (SDS-PAGE) menunjukkan adanya pita berukuran ~66,8 kDa, bersesuaian dengan ukuran protein target E1 CHIKV. Protein yang dihasilkan dominan pada fasa terlarut, sehingga dapat disimpulkan Trx sebagai pasangan fusi membantu kelarutan protein target. Protein Trx-E1 yang diperoleh dimurnikan secara parsial menggunakan kromatografi afinitas nikel asam nitrilotriasetat (Ni-NTA). Berdasarkan hasil SDS-PAGE, protein target yang berukuran ~66,8 kDa dominan pada hasil elusi oleh bufer Tris-HCl EDTA pH 8,0 yang mengandung imidazol 200 mM dibandingkan pada fraksi lainnya.