digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Hafiza Rahmadini
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Hepatitis B merupakan penyakit peradangan yang terjadi pada organ hati dan menjadi salah satu dari sepuluh masalah kesehatan global di dunia. Data WHO menunjukkan masih banyak penduduk dunia yang terinfeksi virus Hepatitis B, termasuk Indonesia, yang memiliki tingkat prevalensi infeksi Hepatitis B kurang lebih 7,1%. Saat ini, pasien yang terinfeksi virus Hepatitis B diterapi dengan menggunakan obat antivirus dan selama proses terapi, dilakukan pemantauan titer virus Hepatitis B di dalam darah untuk menilai progres keberhasilan terapi. Pemantauan titer virus Hepatitis B ini dilakukan dengan menggunakan kit Hepatitis B kuantitatif, untuk menentukan titer virus Hepatitis B di dalam darah. Pada Tahun 2022, Tim Peneliti ITB telah berhasil mengembangkan kit Hepatitis B berbasis Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA). Namun, kit diagnostik ini tidak dapat digunakan untuk memantau titer virus Hepatitis B secara baik karena kit diagnostik yang dikembangkan tersebut bersifat kualitatif. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan lebih lanjut kit tersebut menjadi kit diagnostik Hepatitis B kuantitatif berbasis ELISA. Lingkup kajian dari penelitian ini adalah penentuan metode kuantifikasi, pemilihan kromogen, pemilihan bufer pencuci, penentuan linearitas kit, penentuan metode pencuci, dan validasi kit. Tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah mendapatkan kit diagnostik Hepatitis B kuantitatif berbasis ELISA yang dapat menentukan kandungan virus Hepatitis B pada sampel plasma darah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, disimpulkan bahwa kuantifikasi berdasarkan kinetika laju kenaikan absorbansi ideal untuk mengukur titer virus Hepatitis B dalam darah. Selanjutnya diketahui juga bahwa ABTS dapat digunakan sebagai substrat kromogen karena memiliki laju reaksi yang dapat diikuti dengan baik. Penelitian ini juga berhasil menunjukkan bahwa bufer pencuci PBST (Phosphate Buffer Saline-Tween) merupakan pencuci yang lebih baik dibandingkan SBT (Sodium Borat-Tween), sehingga dipilih sebagai bufer pencuci pada kit Hepatitis B kuantitatif ini. Selanjutnya, dengan menggunakan bufer pencuci ini, kit diagnostik dapat dicuci satu kali dan dapat dicuci secara manual. Hal ini sangat penting, karena dapat menghemat waktu dan tenaga serta kit diagnostik yang dikembangkan ini bisa dioperasikan di laboratorium klinik yang tidak dilengkapi ELISA washer. Selanjutnya, hasil uji validasi menggunakan 19 sampel negatif dan 20 sampel positif, diperoleh hasil bahwa kit diagnostik Hepatitis B kuantitatif berbasis ELISA yang dikembangkan ini memiliki sensitivitas 100% dan spesifisitas 100%, dengan limit deteksi sebesar 1,05 ?g/mL HBsAg. Meski penelitian telah menunjukkan bahwa kit memiliki performa yang baik, namun sebelum komersialisasi penting untuk dilakukan uji ketegaran dan verifikasi kinerja kit secara independen.