digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Salah satu bencana di daerah Sidoarjo yang terkenal hingga saat ini adalah semburan material dari dalam perut bumi berupa gas dan lumpur panas yang terjadi di wilayah kecamatan Porong pada tanggal 29 Mei 2006. Bencana semburan lumpur tersebut mengakibatkan terjadinya fenomena perubahan pada formasi tanah baik secara horizontal maupun vertikal di kawasan semburan lumpur panas. Fenomena ini menjadi ancaman serius karena berdampak besar bagi masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah tersebut baik secara sosial, lingkungan maupun ekonomi. Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis sumber penyebab deformasi di kawasan semburan lumpur panas Sidoarjo melalui mekanisme pemodelan deformasi. Dalam penelitian ini difokuskan kepada sumber penyebab deformasi vertikal atau penurunan muka tanah. Model penurunan muka tanah yang dimungkinkan menjadi penyebab penurunan muka tanah di kawasan semburan lumpur panas Sidoarjo adalah model loading by erupted mud, shrinking of mud conduit dan volume loss at depth. Untuk mendapatkan model yang ideal, maka dilakukan perhitungan statistik melalui uji kesesuaian Goodness of Fit Test (GOFT) dan Root Mean Square Error (RMSE) dengan menggunakan data pengamatan GPS tahun 2007, 2008 dan 2010 sebagai data pembanding. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan model penurunan muka tanah yang ideal pada tahun 2007 dengan parameter yaitu volume lumpur di permukaan sebesar 3.7 x 107 m3 untuk model loading by erupted mud, jari-jari konduit tempat jalur keluarnya lumpur sebesar 60 meter untuk model shrinking of mud conduit dan jari-jari sumber tekanan sebesar 1000 meter untuk model volume loss at depth. Penurunan tanah di kawasan yang berjarak kurang dari 1000 meter dari pusat semburan didominasi oleh efek dari model loading by erupted mud dan shrinking of mud conduit sedangkan kawasan yang berjarak lebih dari 1000 meter dari pusat semburan didominasi oleh efek dari model volume loss at depth.