digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - Giri Bayuaji
PUBLIC Irwan Sofiyan

Penurunan tanah terjadi di Gunung Lumpur Sidoarjo, yang disebut LUSI, disebabkan oleh keluarnya fluida dan konsolidasi lempung lempung di daerah tersebut. Volume material yang dikeluarkan sebesar 4.301,42 m3/tahun dengan intensitas tertinggi mencapai 4.814,32 m3/tahun. Banyaknya material yang terekstraksi mempengaruhi penurunan tanah, banjir, dan kerusakan infrastruktur di kawasan LUSI. Penurunan tanah di kawasan LUSI dapat disebabkan oleh dua faktor utama yaitu konsolidasi lempung dan konsolidasi fluida. Oleh karena itu, pemantauan menggunakan PLT D-InSAR dan perhitungan konsolidasi satu dimensi (1D) diperlukan untuk mengetahui laju penurunan tanah, memprediksi waktu penurunan tanah, mengetahui faktor paling berpengaruh terhadap penurunan tanah, dan mengetahui tingkat penurunan tanah yang terjadi. Analisis Pairwise Logic Technique (PLT) D-InSAR digunakan dengan citra Sentinel-1A untuk mengetahui laju penurunan tanah (cm/tahun). Hasil pengolahan tersebut kemudian divalidasi oleh data GPS yang ada. Hasil laju penurunan tanah dari pengolahan PLT D-InSAR yang sudah tervalidasi GPS kemudian dibandingkan dengan analisis konsolidasi 1 dimensi (1D) dari data bor. Dari hasil analisis PLT D-InSAR, konsolidasi 1D, dan konsolidasi fluida dapat dilakukan analisis tingkat penurunan tanah di LUSI. Hasil analisis metode PLT D-InSAR dan konsolidasi 1D menunjukkan wilayah terdampak penurunan dengan laju rata-rata penurunan yaitu, wilayah penurunan tanah tinggi (1,47 – 1,83 cm/tahun), wilayah penurunan tanah sedang (1,36 – 1,47 cm/tahun) dan wilayah penurunan tanah rendah (1,01 – 1,36 cm/tahun). Penurunan tanah akibat pengaruh konsolidasi lempung sebesar 0,343 cm/tahun dengan waktu maksimum 1000 –3753 tahun. Kontribusi akibat pengaruh konsolidasi lempung sebesar 21,37 %. Penurunan tanah akibat konsolidasi fluida sebesar 1,011 cm/tahun dengan waktu maksimum 1000 – 6862 tahun. Kontribusi akibat konsolidasi fluida sebesar 62,99 %.