digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sungai Batang Arau merupakan salah satu sungai utama di Kota Padang yang membentang di sepanjang aliran urban. Penggunaan air yang beragam memungkinkan terjadinya pencemaran terhadap sungai. Faktor yang mempengaruhi kualitas air sungai diatas diduga karena aspek meteorologi. Salah satu aspeknya adalah kekeringan hidrologi yang dipengaruhi oleh kekeringan meteorologi sehingga mengakibatkan debit aliran yang rendah. Model Saint Venant digunakan untuk mensimulasikan ketinggian muka air, kecepatan aliran arus, dan debit aliran sungai bulanan yang dihitung berdasarkan curah hujan wilayah dan debit pengukuran. Untuk mengevaluasi skenario kualitas air di bulan kering atau basah digunakan metode perhitungan Reconnaissance Drought Index (RDI) untuk mengidentifikasi kekeringan meteorologi dan Streamflow Drought Index (SDI) mengidentifikasi kekeringan hidrologi, lalu diselidiki keterkaitan antara keduanya menggunakan regresi linear untuk melihat apakah ada signifikansinya. Pengkategorian kualitas air sungai dilakukan berdasarkan PP No. 82/2001. Selanjutnya untuk membuat skenario penyebaran konsentrasi polutan saat bulan kering atau basah, digunakan persamaan adveksi difusi dua dimensi. Nilai RDI satu bulanan ternyata berhubungan erat dengan SDI satu bulanan dengan nilai multiple R sebesar 0,52. Frekuensi kejadian kekeringan meteorologi skala waktu 12 bulanan lebih mendominasi dibanding kejadian kekeringan meteorologi skala waktu lainnya, diindikasikan adanya pengaruh Indian Ocean Dipole (IOD) di daerah tersebut. Parameter kualitas air sungai yakni: Biochemical Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), dan Total Suspend Solid (TSS) melebihi baku mutu air kelas II pada bagian tengah hingga hilir sungai. Pada skenario konsentrasi polutan di bulan basah terlihat menyebar lebih luas sampai ke bibir sungai dibanding saat bulan kering yang lebih banyak disekitar tengah sungai.