Perkembangan perkebunan kelapa sawit di Indonesia sangat cepat sehingga setiap
tahun baik luas area maupun hasil produksi terus meningkat. Saat ini Indonesia
menjadi salah satu negara pengekspor minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Hal
ini berbanding terbalik dengan produksi minyak bumi di Indonesia yang semakin
menurun dan menjadi salah satu negara pengimpor minyak bumi terbesar di dunia.
Kelebihan dalam produksi minyak sawit dapat menjadi salah satu solusi alternatif
untuk kekurangan produksi minyak bumi. Solusi yang dimaksud adalah
penggunaan asam oleat dalam minyak kelapa sawit sebagai bahan dasar surfaktan
untuk proses peningkatan perolehan minyak (EOR). Surfaktan berbasis asam oleat
di sisi lain juga dapat mengurangi resiko pencemaran lingkungan akibat
penggunaan surfaktan karena surfaktan ini termasuk material yang mudah
didegradasi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kandidat surfaktan yang
memiliki potensi untuk aplikasi EOR. Penapisan dilakukan secara in silico melalui
simulasi dinamika molekul (MD) untuk meminimalkan biaya dan waktu penapisan.
Perangkat lunak untuk simulasi dinamika molekul yang digunakan dalam penelitian
ini adalah GROMACS 2016. Struktur kandidat surfaktan dan model minyak
disketsa terlebih dahulu dan diberi kode nama. Struktur tersebut kemudian
dikonversi ke dalam file-file dengan format yang dapat dibaca oleh GROMACS.
Selanjutnya, file-file struktur tersebut disusun sedemikian rupa dalam sebuah kotak
simulasi dan dilarutkan dengan model air sederhana. Sistem yang sudah terbentuk
dalam kotak simulasi dibawa ke dalam kondisi yang diinginkan melalui proses
peminimalan energi dan penyeimbangan. Tahap selanjutnya adalah proses produksi
simulasi MD dan analisis hasil simulasi. Meskipun surfaktan sangat beragam,
dalam penelitian ini kandidat surfaktan dibatasi pada jenis surfaktan nonionik. Hal
ini dikarenakan surfaktan nonionik memiliki efektivitas dalam kondisi salinitas dan
kesadahan tinggi yang sesuai dengan kondisi salah satu sumur minyak di Indonesia.
Pada penelitian ini, telah didesain dua jenis surfaktan berbasis asam oleat yaitu
surfaktan peptida–oleat (diwakili Sern–oleat dan Alan–oleat) dan polietilen glikol
(PEGn)–oleat. Proses penapisan yang dilakukan didasarkan kepada kemampuan
menurunkan tegangan antarmuka (IFT) air–minyak, kemampuan mengemulsi
molekul minyak dan kemampuan mengubah kebasahan batuan. Dari hasil simulasi
perhitungan nilai IFT, surfaktan nonionik paling baik dari golongan peptida adalah
(Ala)3–oleat dengan penurunan nilai sebesar 3,60 dyne/cm, sedangkan nonionik
golongan polietilenglikol dimiliki oleh PEG100–oleat dan PEG400–oleat dengan
ii
penurunan nilai IFT berturut-turut sebesar 3,99 dyne/cm dan 4,08 dyne/cm.
Surfaktan golongan peptida–oleat memiliki satu kelemahan yaitu biaya sintesis
yang cukup mahal. Dengan mempertimbangkan faktor ekonomi tersebut, uji
selanjutnya hanya dilakukan pada PEG100–oleat dan PEG400–oleat saja. Hasil uji
stabilitas termal terhadap PEG100–oleat dan PEG400–oleat menunjukkan bahwa
keduanya masih dapat menurunkan nilai tergangan antarmuka air-minyak pada
temperatur 30 – 90 oC dengan penurunan terbesar ditunjukkan oleh PEG400–oleat
pada temperatur 70 oC yaitu 4,68 dyne/cm. Pada simulasi pembentukan emulsi,
kondisi salinitas dan kesadahan salah satu sumur minyak diterapkan yaitu
menambahkan ion-ion Na+, Ca2+, Mg2+, CO3
2-, HCO3
- dan Cl- dengan konsentrasi
berturut-turut sekitar 289, 12, 20, 3, 43, 275 mM. Hasil uji emulsi menunjukkan
bahwa PEG100–oleat dan PEG400–oleat dapat mengemulsi model minyak yang
diwakili oleh oktadekana meskipun dengan laju berbeda. Surfaktan PEG100–oleat
mulai membentuk emulsi sekitar 3 ns sedangkan PEG400–oleat mampu lebih cepat
dalam mengemulsi yaitu sebelum 1 ns. Selain itu, jumlah kontak antara PEG400–
oleat dengan minyak lebih besar dibandingkan dengan PEG100–oleat. Jumlah
kontak rata-rata selama waktu simulasi berturut-turut untuk PEG400–oleat dan
PEG100–oleat adalah sekitar 3500 dan 3000. Uji terakhir yang dilakukan yaitu uji
perubahan kebasahan batuan. Dari hasil simulasi dapat diketahui bahwa baik
PEG100–oleat maupun PEG400–oleat keduanya dapat mengubah kebasahan batuan
yang awalnya dibasahi minyak berubah menjadi dibasahi air dan terjadi perubahan
sudut kontak antara minyak dengan batuan. Dengan demikian, PEG400–oleat
merupakan kandidat surfaktan nonionik terbaik yang ditemukan dari penelitian ini.
Perpustakaan Digital ITB