Pada masa sekarang, industri minyak dan gas bumi mengalami permasalahan dengan adanya penurunan produksi minyak. Penurunan produksi menyebabkan kelangkaan terhadap olahan minyak bumi seiring dengan peningkatan kebutuhan terhadap energi fosil. Salah satu metode peningkatam yang dilakukan adalah metode peningkatan perolehan minyak tahap lanjut yaitu penggunaan bahan kimia untuk diinjeksikan ke dalam reservoar yang ditargetkan. Bahan kimia yang digunakan berupa alkali, surfaktan dan polimer. Penggunaan surfaktan bertujuan untuk menurunkan tegangan antar muka fluida air dan minyak. Penambahan alkali membantu kinerja surfaktan dengan mengurangi adsorpsi surfaktan pada permukaan batuan, sehingga surfaktan dapat lebih efisien menurunkan tegangan antarmuka. Pada penelitian ini dilakukan penguiian terhadap campuran surfaktan anionik dan surfaktan zwitterionik dengan konsentrasi total 0,5%b/b pada temperatur 85°C. Selanjutnya dilakukan penambahan alkali dengan konsentrasi antara 0,25%b/b hingga 1,5%b/b. Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini adalah pengujian perilaku fase, pengujian kestabilan larutan, pengujian tegangan antarmuka, dan pengujian core flooding. Hasil pengujian menunjukkan mikroemulsi Winsor Tipe III dapat diperoleh dari campurkan surfaktan anionik dengan surfaktan zwitterionik dan juga adanya kestabilan terhadap konsentrasi salinitas dan temperatur. Selanjutnya penambahan alkali, dapat meningkatkan kestabilan larutan dan penurunan tegangan antarmuka (TAM). Nilai TAM optimum dari pengujian menggunakan alat spinning drop tensiometer didapatkan pada total zat padat terlarut 3,25%b/b yaitu 2,4 x10-3 mN/m. sedangkan pada pengujian perilaku fase, nilai tegangan antarmuka yang terendah terdapat pada variasi dengan total zat padat yang terlarut 2,5%b/b yaitu 5 x 10-3 mN/m. Kemudian hasil pengujian core flooding menunjukkan adanya peningkatan perolehan minyak dengan menginjeksikan campuran surfaktan ini. Peningkatan perolehan minyak yang didapatkan yaitu sebesar 35% hingga 37%IOIP.
Perpustakaan Digital ITB