digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Peningkatan populasi penduduk dunia diperkirakan akan meningkat sebesar 1,1 miliar jiwa pada akhir tahun 2030. Peningkatan ini akan berdampak pada meningkatnya kebutuhan terhadap kebutuhan primer manusia yaitu kesehatan. Biomaterial dalam kesehatan banyak digunakan sebagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan ini. Diperkirakan kebutuhan biomaterial akan mengalami peningkatan sebesar 10,3% compound annual grow rate (CAGR) sampai dengan tahun 2020. Paduan nitinol umum digunakan sebagai biomaterial karena memiliki kemampuan kompatibilitas jaringan yang baik dan mampu mengalami deformasi elastis hingga 10% regangan yang mirip dengan sifat struktur biologi tulang dan tendon. Paduan nitinol dikhawatirkan dapat menyebabkan alergi akibat pelarutan unsur Ni pada tubuh manusia. Penambahan timah (Sn) pada paduan nitinol diketahui tetap mempertahankan sifat unik paduan ini. Timah (Sn) merupakan unsur yang banyak digunakan pada industri makanan. Selain itu Sn diketahui dapat meningkatkan ketahanan patah dari paduan nitinol. Serangkaian percobaan dilakukan untuk mempelajari pengaruh penambahan unsur timah pada paduan nitinol terhadap struktur mikro dan ketahanan korosi. Solution heat treatment dilakukan pada tanur tabung horizontal dengan temperatur 750℃ dan 850℃ dalam kondisi inert dan dilanjutkan dengan pendinginan cepat. Pada percobaan ini paduan dikarakterisasi dengan mikroskop optik, X-Ray Diffractometer, Scanning Electron Microscope – Energy Dispersive Spectroscopy (SEM-EDS) untuk mengetahui struktur mikro dan persebaran pemadu. Selain analisis struktur mikro, dilakukan juga uji ketahanan korosi menggunakan metode tafel ekstrapolasi untuk mengetahui laju korosi dari sampel tersebut. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan bahwa penambahan Sn sebesar 1-2% mengakibatkan terbentuknya satu fasa intermetalik Ni-Ti dengan Sn terlarut. Selain itu diperoleh indikasi transformasi martensitik berupa perbedaan morfologi pada struktur mikro pada fasa tunggal tersebut. Terbentuk morfologi pulau pada sampel dengan penambahan Sn yang berbeda pada sampel tanpa penambahan Sn yang memiliki morfologi menjarum. Hasil karakterisasi EDS dan X-Ray mapping menunjukkan unsur pemadu tersebar merata pada seluruh bagian sampel. Hasil pengujian korosi menunjukkan, penambahan timah sebesar 1,5% dengan solution heat treatment pada temperatur 850℃ akan menghasilkan ketahanan korosi terbaik dengan laju sebesar 0,0007 mmpy dibandingkan sampel tanpa penambahan timah dengan laju sebesar 0,0184 mmpy.