digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abu vulkanik sebagai produk gunung api biasa digunakan sebagai penanda geologi. Kondisi Indonesia yang memiliki 127 gunung api, menjadi tantangan tersendiri untuk mengidentifikasi abu vulkanik dari gunung api atau event vulkanik yang dapat tersebar di darat, laut, maupun danau. Dalam penelitian ini, 3 abu vulkanik dari Gunung Kelud erupsi 2014, Gunung Sinabung erupsi 2015, dan Gunung Soputan erupsi 2016, diidentifikasi dengan analisis petrografi, analisis geokimia, analisis suseptibilitas magnetik, dan analisis parameter histerisis. Tujuan dari penelitian ini adalah penggunaan metode magnetik dan geokimia untuk identifikasi abu vulkanik sebagai produk gunung api. Hasil menunjukkan penggunaan metode magnetik dan geokimia dapat digunakan untuk identifikasi abu vulkanik berdasarkan karakteristik magnetik dan sifat magma pembentuk. Pengukuran suseptibilitas menjadi metode yang cukup signifikan untuk mengidentifikasi abu vulkanik berdasarkan keberadaan bulir superparamagnetik. Abu vulkanik Gunung Sinabung dan Gunung Kelud yang bersifat intermediet tidak memiliki bulir superparamagnetik dinyatakan dengan suseptibilitas bergantung frekuensi (𝜒𝐹𝐷) kurang dari 2%. Sedangkan abu vulkanik Gunung Soputan bersifat basalt memiliki bulir superparamagnetik