digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kabupaten Kuningan merupakan salah satu kawasan pengembangan pariwisata Jawa Barat yang termasuk ke dalam kawasan pengembangan WP Ciayumajakuning. Berdasarkan hal tersebut, dalam rancangan awal Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Kuningan tahun 2008-2027, Kabupaten Kuningan memiliki visi menciptakan kabupaten yang menjunjung konsep agropolitan dan wisata termaju di Jawa Barat pada tahun 2027. Kawasan Cigugur merupakan salah satu kawasan di Kabupaten Kuningan yang termasuk dalam prioritas pengembangan wisata dan agropolitan yang banyak memiliki potensi pertanian dan Daya Tarik Wisata (DTW). Potensi yang terdapat di kawasan Cigugur ini dapat dikembangkan menjadi sebuah destinasi wisata terutama terkait dengan pengembangan agrowisata. Potensi pertanian yang terdapat di kawasan ini, diantaranya : peternakan sapi perah, ladang sayuran, kebun buah-buahan lokal, hamparan sawah dan lainnya. Namun, sampai dengan saat ini, destinasi wisata yang berkaitan dengan potensi pertanian yang baru berkembang hanya peternakan sapi perah saja, yang sudah menjadi salah satu DTW yang diminati pengunjung ketika datang ke kawasan Cigugur, sedangkan potensi pertanian lainnya belum dikonsepkan menjadi kawasan wisata. Selain itu, kawasan ini memiliki banyak daya tarik wisata menarik lainnya terutama yang berkaitan dengan wisata budaya/ sejarah yang cukup erat kaitannya dengan konsep budaya pertanian setempat. Oleh karena itu, untuk menyatukan antara potensi agro dan wisata budaya yang ada di Cigugur ini, diusulkan pengembangan agrowisata dengan konsep gabungan dengan wisata budaya sebagai pendukung pengembangan kawasan Cigugur sehingga memiliki ciri khas kawasan yang berbeda dengan tempat lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan rekomendasi strategi pengembangan agrowisata di Kawasan Cigugur sebagai wujud nyata implementasi arahan kebijakan pengembangan pariwisata Kabupaten Kuningan. Metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan (observasi), wawancara kepada stakeholder terkait, penyebaran sebanyak 100 angket kuesioner kepada pengunjung yang datang ke setiap DTW yang sudah tersedia di Kawasan Cigugur, dan penyebaran angket penilaian pemenuhan kawasan kepada 12 stakeholder terpilih. Sedangkan data sekunder didapatkan dari berbagai instansi, buku dan jurnal terkait, kebijakan, informasi dari pihak pengelola DTW dan hasil penelusuran media internet. Untuk pengolahan data yang terkait dengan identifikasi potensi kawasan Cigugur ini, digunakan beberapa software pendukung seperti Microsoft Excel dan SPSS 18 sebagai alat untuk mengolah data kuesioner dan analisis secara deskriptif berdasarkan hasil observasi. Untuk tahapan analisis, pada penelitian ini digunakan Analisis Multi Kriteria (AMK) sebagai analisis utama yang digunakan untuk merumuskan kriteria, indikator dan tolok ukur, yang penilaiannya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam perumusan rekomendasi strategi pengembangan kawasan. Hasil dari penelitian ini, berupa rekomendasi strategi pengembangan kawasan agrowisata di Kawasan Cigugur untuk jangka menengah, dengan jangka waktu antara antara 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun. Rekomendasi tersebut diperoleh dari hasil AMK berdasarkan skala prioritas pengembangan dan sudah disesuaikan dengan arahan RIPPDA dan RPJP Kabupaten Kuningan tahun 2008-2027, sehingga prioritas pengembangan utama dari rencana strategi pengembangan kawasan ini berturut-turut yang mencakup aspek pengembangan destinasi wisata, meliputi pengembangan : (1) DTW; (2) fasilitas pariwisata dan fasilitas umum; (3) kesiapan dan keterlibatan masyarakat; (4) potensi pasar; (5) aksesibilitas; (6) posisi kawasan; dan (7) aktivitas pengujung. Rekomendasi strategi tersebut diharapkan dapat mengoptimalkan potensi yang wisata tersedia dengan mempertimbangkan aspek keberlanjutan di Kawasan Cigugur.